Jumat 30 Aug 2013 16:35 WIB

Perhitungan Suara PKB, Soekarwo Tempel Khofifah

Rep: Andi Ikhbal/ Red: Fernan Rahadi
Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Herman S Sumawiredja ketika mengikuti Debat Cagub dan Cawagub Jatim 2013-2018 di Surabaya, Jatim, Senin (12/8) malam.
Foto: Antara
Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Herman S Sumawiredja ketika mengikuti Debat Cagub dan Cawagub Jatim 2013-2018 di Surabaya, Jatim, Senin (12/8) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Perhitungan suara yang dilakukan PKB pada Pemilukada Jawa Timur 2013 mulai mengkhawatirkan. Pada posisi 68 persen, selisih perolehan kedua calon pasangan yang tengah bersaing semakin tipis.

Dalam versi perhitungan suara tersebut, Khofifah Indar Parawansa-Herman S Sumawiredja memang menempati posisi tertinggi yakni 42,33 persen, diikuti Soekarwo-Saifullah Yusuf 41,80 persen. Kemudian, Bambang DH-Said Abdullah 12,52 persen dan Egi Sudjana-M Sihat hanya 2,57 persen.

"Kita berdoa saja semoga tidak terus terkejar," kata Sekjen DPP PKB, Imam Nachrowi pada Republika di Posko Khofifah-Herman, Jumat (30/8).

Menurutnya, perhitungan suara belum selesai, dan hanya versi yang dilakukan PKB lah yang benar-benar diyakini keakuratannya. Namun, untuk mempersiapkan ketertinggalan, dia menambahkan, pihaknya mengantisipasi dengan temuan kecurangan.

Imam menyebutkan, timnya tengah memantau seluruh proses perhitungan suara. Dan dia memperoleh banyak laporan menyimpang selama masa pemungutan suara kemarin. Menurutnya, PKB sudah mempersiapkan teknis penguatan bukti dan saksi sebagai modal melawan kecurangan tersebut. "Fakta itu yang nanti akan kami suguhkan. Kami harap keadilan bisa ditindaklanjuti," ujarnya.

Kemudian saat ditanya atas kemungkinan berkoalisi dengan PDI Perjuangan dalam mengungkap potensi kecurangan, kata Imam, pihaknya belum berfikir sampai ke tahap tersebut. Saat ini PKB akan fokus mengurus elektabilitas Khofifah-Herman semasa perhitungan suara.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement