REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Akademisi dari Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana, Artawan menolak rencana pertemuan World Tobacco Asia 2014 yang digelar di Bali.
Alasannya Indonesia belum meratifikasi Framework Convention for Tobacco Control (FCTC). "Indonesia satu-satunya negara ASEAN yang belum meratifikasi FCTC," kata Artawan di Denpasar, Sabtu (31/8).
Seusai mengtikuti seminar internasional "Social Determinants of Health: MDGs and Beyond, Artawan mengatakan, penolakan terhadap pertemuan itu sudah digalang secara luas.
Pada seminar yang dihadiri peserta dari beberapa negara itu, Artawan mengatakan, penolakan bukan hanya di Bali, tetapi juga akan dilakukan di sejumlah daerah di Indonesia. "Kami akan kirim petisi ini kepada Pemda Bali, Kementerian Kesehatan dan Presiden," imbuhnya.
Bersama jaringan antirokok di Indonesia, sebut Artawan, dia akan terus melebarkan dukungan penolakan. Ia juga sudah berkomunikasi dengan jaringan antirokok nasional. "Teman-teman nanti akan menggalang kekuatan di daerah masing-masing," jelasnya.
Artawan menjelaskan, prinsip kontrol tembakau itu bukan berarti melarang orang untuk merokok. Merokok, kata dia, juga bagian dari hak orang lain, meski bukan hak asasi. "Tapi kami hanya ingin menghirup udara yang bersih. Dan, hak atas udara bersih itu adalah hak asasi manusia," tegas dia.