REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan negara Yahudi itu telah menyiapkan skenario terkait situasi di Suriah setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menangguhkan ancaman serangan militer.
"Israel tetap tenang dan percaya diri, para warga Israel tahu apa yang kita persiapkan dalam menghadapi segala kemungkinan," kata Netanyahu kepada para menteri pada awal sidang kabinet mingguan, Ahad (1/9).
Sebelumnya, Obama berjanji akan ambil tindakan menyikapi pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad sehubungan dengan tuduhan menggunakan senjata kimia. Namun, Obama terlebih dulu akan meminta persetujuan dari Kongres terkait rencana serangan tersebut.
Netanyahu berusaha menenteramkan kekhawatiran dalam negeri bahwa serangan yang dipimpin AS terhadap Suriah dapat memicu Bashar atau sekutu-sekutunya di Lebanon, Hizbullah, melakukan serangan balasan terhadap Israel, sekutu penting Washington di kawasan itu.
"Musuh-musuh kita memiliki alasan-alasan yang sangat baik tidak mencoba kekuatan kita, tidak menguji kekuatan kita," ujar Netanyahu. "Mereka tahu mengapa."
Netanyahu dan Presiden Israel Shimon Peres, keduanya menekankan bahwa Israel tidak terlibat dalam konflik berdarah di Suriah. Namun, keduanya memastikan akan membalas jika diserang.