REPUBLIKA.CO.ID,PURWAKARTA -- PJT 2 Jatiluhur, Purwakarta, Jabar, memprediksi ada 40 ribu hektare sawah yang terancam kekeringan saat musim kemarau ini. Puluhan ribu hektare itu, tersebar di empat kabupaten. Yakni, Indramayu, Subang, Karawang, dan Bekasi.
Direktur Utama PJT 2 Jatiluhur, Herman Idrus, mengatakan, sawah yang terancam kekeringan itu, merupakan yang tanam di luar rencana. Setiap musim, selalu ada jadwal rencana tanam. Jadwal tersebut, telah ditetapkan oleh pemerintah provinsi dan kabupaten. Akan tetapi, pada kenyataannya selalu saja ada petani yang tanam di luar rencana. "Yang terancam itu, cukup luas," ujarnya, kepada ROL.
Namun, sampai saat ini ancaman itu belum terjadi. Mengingat, suplai air untuk sektor pertanian masih mencukupi. Hari ini saja, ketinggian volume Waduk Jatiluhur masih di atas normal. Yaitu, 108,21 meter di atas permukaan laut. Kondisi TMA ini, masih cukup aman. Bahkan, air yang ada di waduk cukup aman sampai akhir tahun mendatang.
Dengan begitu, area sawah yang jadi tanggung jawab PJT masih cukup aman. Adapun yang tidak aman itu, sawah yang tanam di luar rencana. Apalagi, sawah yang diluar rencana itu, berada di wilayah paling utara. Wilayah tersebut, tidak terjangkau oleh jaringan irigasi. "Jadi wajar bila wilayah itu sering kekeringan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan Karawang, Kadarisman, mengatakan, dari 93.838 hektare luas sawah di Karawang, yang terancam kekeringan sekitar 6.000 hektare. Sawah yang terancam kekeringan itu, berada di Kecamatan Cibuaya dan Pakisjaya. "Kami sudah koordinasi dengan PJT 2, untuk tetap menyuplai air," ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga akan menyediakan pompa. Bantuan itu, sudah disiapkan. Jadi, petani yang hendak mendapatkan bantuan, segera mengusulkannya ke dinas.