REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Para penjual tahu tempe Ahad (8/9) mengandalkan stok tahu tempe yang tersisa untuk dijual.
Di Pasar Induk Warung Jambu Bogor, hanya ada dua lapak yang masih menjual tahu tempe. Pedagang tempe di Pasar Induk Warung Jambu, Herman, mengatakan mulai Ahad (8/9) pagi pasokan tempe dan tahu dihentikan.
Ia menjual tempe dan tahu stok semalam. "Dari pabrik sudah berhenti produksi semalam. Jual yang masih ada saja," ungkap Herman.
Sementara pedagang lainnya, Asep, juga menjual stok tahu kemarin malam. Jika dagangannya tidak habis hari ini, sisanya akan ia simpan. Akan ada razia dari pengrajin dan pedagang tahu tempe malam ini.
"Kalau didapati ada yang menjual atau produksi tahu tempe setelah jam 24.00 Ahad ini, resiko dagangan atau kedelai akan dibuang,'' kata Asep.
Asep menilai aksi ini wajar. Ia mengatakan ini dilakukan agar semua orang tahu bahwa pedagang dan produsen tahu tempe benar-benar terkena imbas atas naiknya harga kedelai.
Sesuai surat edaran Primer Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Primkopti) tertangg 1 September, aksi solidaritas pengrajin tahu tempe dari koperasi kedelai hingga penjual produk berbahan kedelai diminta berhenti beroperasi pada 9 September hingga 11 September. Mereka mendesak pemerintah segera menstabilkan harga kedelai yang kini di kisaran Rp 9 ribu.