Selasa 10 Sep 2013 14:46 WIB

Blatter Akui Kesalahan Penunjukan Qatar

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Didi Purwadi
Joseph Sepp Blatter
Foto: AP
Joseph Sepp Blatter

REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Presiden FIFA, Sepp Blatter, mengakui pihaknya mungkin melakukan kesalahan terkait penunjukan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. FIFA pun kembali membuka wacana untuk menggeser waktu penyelenggaraan gelaran kompetisi paling bergengsi sejagat tersebut.

''Pada saat itu, kami mungkin melakukan kesalahan. Tapi, di sisi lain, Anda juga harus memperhatikan realitas politik dan geo politik yang ada. Piala Dunia sudah menjadi event global,'' tutur Blatter, seperti dikutip Sky Sports, Selasa (10/9).

Kontroversi soal penunjukkan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 muncul pasca kekhawatiran sejumlah pihak terkait waktu penyelenggaraan Piala Dunia yang biasanya digelar pada musim panas.

Pada musim panas, suhu di Qatar bisa mencapai 50 derajat celcius. Kondisi ini jelas bukan kondisi ideal untuk penyelenggaraan sebuah pertandingan sepak bola.

FIFA disebut-sebut tengah mengusulkan untuk menggeser waktu penyelenggaraan Piala Dunia 2022 Qatar ke musim dingin.

Namun, penolakan atas rencana ini datang dari sejumlah negara Eropa. Pergeseran waktu gelaran Piala Dunia tentu bakal mengganggu jadwal kompetisi klub sepak bola Eropa yang selama ini telah berjalan secara reguler.

''Saya kira Eropa sudah tidak bisa lagi mengatur dunia. Karena itu, pihak Eropa tidak bisa seenaknya memaksakan kehendaknya kepada negara lain,'' kata Blatter.

FIFA akan melakukan pertemuan dengan Asosiasi Klub-klub Eropa, yang beranggotakan 207 klub raksasa Eropa, di Jenewa, Selasa (10/9) waktu setempat.

Blatter menambahkan Komite Eksekutif FIFA akan melakukan pertemuan untuk memastikan kemungkinan pergeseran waktu penyelenggaraan Piala Dunia 2022. Rencananya pembahasan itu akan berlangsung di rapat komite eksekutif pada awal Oktober mendatang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement