REPUBLIKA.CO.ID, BIRMINGHAM -- Mahasiswa Muslimah Birmingham metropolitan College dipaksa melepas jilbanya selama berada di kampus. Pihak kampus berdalih itu dilakukan demi alasan keamanan setempat.
Kebijakan itu segera memicu protes mahasiswa Muslim. "Ini merupakan pilihan pribadi. Kami merasa terkejut ketika aturan ini diberlakukan. Kampus ini sangat beragam, sebagian dari mahasiswanya beragama Islam. Tentu ini sangat menyedihkan," kata seorang mahasiswi Muslim yang enggan disebutkan namanya seperti dilansir Birmingham Mail, Selasa (10/9).
Menurut dia, banyak dari teman-temannya yang pada akhirnya berniat mencari kampus yang mau menerima mereka. Mereka merasa tidak nyaman karena belajar di kampus yang memiliki kebijakan diskriminatif.
Principal Birimingam Metropolitan College, Dam Christine mengatakan kebijakan ini diberlakukan karena untuk menjaga keselamatan mahasiswa.
"Kampus ini menghargai persamaan, perbedaan dan inkulsivitas. Tapi kami harus memastikan keamanan mahasiswa dan menyambut baik kepada mereka yang beradaptasi dengan lingkungan kampus," ujar Christine.
Karena itu, lanjut dia, identifikasi terhadap mahasiswa menjadi sangat penting. Begitu pula kepada para staf dan dosen di kampus.
Imaani Ali, 17 tahun, mengaku kebijakan ini berlawanan dengan kebebasan. "Kami, mahasiswa Muslim diawal mendapat jaminan atas kepercayaan yang kami anut. Tapi nyatanya, kebebasan kami direnggut. Saya tidak percaya ini," kata dia.