REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada keanehan dalam penembakan Bripka Sukardi Selasa (10/9) malam. Keanehan itu adalah Bripka Sukardi sedang tidak dalam tugas pengawalan. Sementara ia ditembak ketika mengendarai motor di depan empat truk yang mengangkut peralatan baja untuk lift.
"Dari keterangan Provos Polisi Perairan Mabes Polri. Korban tidak sedang dalam dinas saat mengawal truk," kata Wakapolri Komjen Oegroseno, Selasa malam. Ia melanjutkan kalaupun memang benar mengawal empat truk, maka pengawalan tersebut tidak sesuai prosedur pengawalan yang berlaku.
Prosedur yang dimaksud, kata Oegro, adalah seperti menggunakan sirene dan tidak hanya satu petugas. "Kalau ditanya prosedural (pengawalannya) kelihatannya tidak prosedural ya," kata Oegroseno lagi.
Bripka Sukardi ditembak oleh eksekutor yang mengendarai motor. Ada dua motor yang menguntit Sukardi. Ketika ditembak, Sukardi posisinya di depan empat truk besar yang mengangkut baja peralatan lift.
Truk berangkat dari Pe;abuhan Tanjung Priok dengan tujuan Rasuna Said Kuningan, Jakarta Selatan. Dalam label di pembungkus baja tersebut tertera nama proyek Rasuna Tower. Sekitar pukul 22.00 WIB pelaku menembak Bripka Sukardi dan korban langsung tewas ditempat dengan dua luka tembak di dada.