Rabu 11 Sep 2013 17:33 WIB

Kiai/ Ulama Muda NU Dukung Pemberantasan Aksi Teror

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Djibril Muhammad
Nahdlatul Ulama
Foto: abunamira.wordpress.com
Nahdlatul Ulama

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Masih berlanjutnya aksi teror --baik terhadap aparat maupun warga sipil-- di berbagai daerah mendapatkan perhatian para kiai dan ulama muda Nahdlatul Ulama (NU).

Para kiai dan ulama muda NU pun mendesak aparat keamanan untuk bertindak cepat untuk memberantas teroris dan ormas garis keras di balik serangkaian aksi teror ini.

"Keberadaan mereka tidak hanya mencederai umat Islam, tapi sudah mengancam stabilitas dan keutuhan NKRI," ungkap Ketua PP Pemuda Ansor, KH Yaqut Cholil Qoumas dalam keterangan pers kepada Republika, Rabu (11/9).

Sikap tegas, ia melanjutkan, juga disampaikan para kiai NU. Dalam acara Halaqoh Kiai dan Ulama Muda se-Jawa Tengah, di Ponpes Mislakhul Mu'taallimin, Karangtengah, Pemalang baru-baru ini.

Pada forum ini NU merasa terpanggil untuk membantu negara demi menjaga stabilitas keamanan nasional dan siap berada di belakang aparat keamanan.

"Warga NU bahkan tidak hanya meminta atau menyarankan. Tapi akan berdiri di balik petugas. untuk membantu menumpas teroris dan ormas garis keras," katanya menegaskan.

Yaqut Cholil Qoumas juga mengatakan, yang paling bahaya adalah terancamnya NKRI. Untuk itu ia mengajak kepada seluruh warga Nahdliyin untuk cancut taliwondo (bergegas; red) membentenginya.

Apalagi NU juga mempunyai jaringan nasional. Jadi sudah merupakan kewajiban untuk berjuang demi keutuhan negara ini.

"Demi keutuhan NKRI, warga NU siap berjihad mempertaruhkan jiwa dan raga. Ini sudah menjadi tekad dan harga mati," kada Gus Tutut, panggilan akrab Yaqut Cholil Qoumas.

Sementara itu, Wakil Katib AM Syuriah PB NU, KH Yahya Cholil Staquf juga sependapat. NKRI menurut dia, tidak bisa berdiri sendiri. Tapi antarpulau di Nusantara ini saling terkait dan membutuhkan.

Wakil Sekjen PBNU Adnan Anwar menegaskan, peran agama sangat penting dalam mendukung penumpasan terorisme dan ormas garis keras ini. "Terutama dalam pemahaman terhadap ajaran agama yang sesungguhnya," katanya menjelaskan.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَيَقُوْلُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَوْلَا نُزِّلَتْ سُوْرَةٌ ۚفَاِذَآ اُنْزِلَتْ سُوْرَةٌ مُّحْكَمَةٌ وَّذُكِرَ فِيْهَا الْقِتَالُ ۙرَاَيْتَ الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ يَّنْظُرُوْنَ اِلَيْكَ نَظَرَ الْمَغْشِيِّ عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِۗ فَاَوْلٰى لَهُمْۚ
Dan orang-orang yang beriman berkata, “Mengapa tidak ada suatu surah (tentang perintah jihad) yang diturunkan?” Maka apabila ada suatu surah diturunkan yang jelas maksudnya dan di dalamnya tersebut (perintah) perang, engkau melihat orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit akan memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati. Tetapi itu lebih pantas bagi mereka.

(QS. Muhammad ayat 20)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement