REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Rentetan penembakan yang menyasar anggota kepolisian belakangan ini membuat Kepolisian meningkatkan kewaspadaanya. Salah satunya dengan membekali anggota polisi dengan rompi anti peluru.
"Rompi anti peluru ini merupakan upaya lain untuk melindungi anggota kepolisian dari ancaman yang ada," kata Kapolresta Bogor AKBP Bahtiar Ujang Purnama, Kamis (12/9).
Diakui Bahtiar, kebutuhan rompi anti peluru di Polresta Bogor cukup banyak.
"Saat ini jumlah rompi masih didata. Jumlahnya memang kurang dari kebutuhan. Tapi akan segera diajukan penambahan," ujarnya.
Ia menuturkan, rompi anti peluru nantinya akan didistribusikan sesuai kebutuhan. Anggota kepolisian yang bertugas di lapangan dan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat menjadi prioritas.
Ia menegaskan kepolisian tidak bisa bekerja sendiri. Kerja sama dengan TNI dan masyarakat juga dimaksimalkan untuk menghindari konflik-konflik yang mungkin ada. Bahtiar menuturkan, pihaknya juga akan membekali anggota dengan berbagai keterampilan seperti meningkatkan kecepatan menembak, bela diri dan rekognisi kondisi sekitar.
"Ada juga pembekalan lain untuk meningkatkan profesionalisme dan respon anggota di masyarakat," ungkap Bahtiar.
Seperti diketahui, anggota polisi belakangan jadi sasaran penembakan oleh orang tak dikenal. Terakhir, Bripka Sukardi tewas ditembak pada Selasa (10/9) malam di depan Gedung KPK. Rentetan teror ini membuat jajaran kepolisian meningkatkan kewaspadaan.