Rabu 18 Sep 2013 06:44 WIB

Warga Tecoma Sepakat Menolak McDonald

Red:
McDonald
McDonald

SYDNEY --Warga dari kota kecil di Victoria Tecoma berjuang melawan kehadiran restoran McDonald di wilayah mereka. Ketidaksukaan mereka malah dilakukan  sampai harus pergi ke kantor pusat restoran tersebut di Chicago, AS.

Warga Tecoma telah berjuang menolak izin restoran McDonald sejak didaftarkan tahun 2011. Dewan lokal telah menolak rencana kehadiran restoran itu setelah izin operasi itu menuai lebih dari seribu protes tertulis dari warga.

Pengadilan Sipil dan Administrasi Victoria menolak keputusan dewan  tersebut dan memberikan izin bagi McDonald untuk melanjutkan rencana usahanya.

Salah seorang warga yang protes, membentuk kelompok Burger Off.  Kelompok ini telah melakukan segala hal yang mampu mereka lakukan untuk menghentikan rencana pembukaan restoran McDonald itu – mulai dari membuat tarian flashmobs sampai unjuk rasa selama 2 minggu di lokasi bakal restoran itu.

Tapi di bulan Agustus tahun ini mesin buldoser  datang meratakan bangunan di lokasi bakal restoran itu.

Sementara McDonald terus mencari cara untuk mengusir para demonstran dari lokasi bakal restoran yang diusulkan, dan bahkan mencari kerusakan terhadap demonstran.

Pengunjuk rasa melakukan perlawanan ke markas McDonald.

Setelah meraih sukses kecil, Burger Off memutuskan membawa protes mereka ke Kantor Pusat Internasional McDonald di Chicago.

Kelompok ini berhasil menggalang dana sebesar 40,000 ribu dolar Australia bagi 4 orang anggotanya terbang ke Chicago untuk menyampaikan petisi mereka kepada Direktur Eksekutif McDonald, Don Thompson.

Didanai oleh banyak donasi dari  warga Tecoma, perjalanan ke Amerika ini terlihat seperti upaya menggulingkan dadu terakhir mereka.

Kelompok Burger Off membayar 25,000 ribu dolar Aus untuk iklan satu halaman penuh di surat kabar ikon kota Chicago - The Chicago Tribune, dan mendirikan 30 buah balon berbentuk Kanguru diluar kantor pusat McDonald di Chicago.

Perjuangan David dan Goliath

Kelompok yang dimotori, Garry Muratore, yang terbang ke Chicago, berkata perlawanan ini seperti kisah "David dan Goliath".

"Restoran itu terlalu dekat dengan Taman Kanak-kanak, terlalu dekat dengan Sekolah Dasar – dan juga  terlalu dekat dengan Taman Nasional di kota kami juga," katanya menjelaskan keberatan mereka.

"McDonald adalah organisasi yang memata-matai kami, mereka membayar penyelidik swasta untuk mengirimkan ancaman kepada mereka. Kita juga menghadapi ancaman dari petugas keamanan swasta.

"Dan mereka juga  meminta Mahkamah Agung mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap orang-orang yang melakukan unjuk rasa dengan ancaman potensi kehilangan rumah mereka? Mereka perusahaan yang tak punya etika."

Jika McDonald memenangkan perjuangan tersebut Jum’at ini, para pengunjuk rasa kemungkinan akan diperintahkan membayar biaya kasus ini di pengadilan, meskipun tuntutan atas kerusakan aset sudah dibatalkan.

Eksekutif McDonald Australia, Catriona Noble mengatakan perusahannya hanya ingin berbisnis.

"Saya secara reguler mendapat email dari orang-orang di masyarakat yang mengatakan mereka menginginkan kehadiran McDonald di kota  mereka di Tecoma," katanya.

"Jadi saya sangat terkejut ketika ada kelompok yang sangat vokal dan sangat berlawanan posisi dengan kami yang menurut saya jumlah yang berunjuk rasa sangat kecil.

Warga setempat seperti Esther Kelly mengatakan kalaupun McDonald menang, mereka tidak akan berhenti melawan.

"Saya akan tetap melawa n dan saya akan mengatakan kepada turis untuk menghindari McDonald. Tecoma sudah menyatakan menolak. Dan kami akan terus mengatakan tidak dan kita akan memastikan McDonald membayar apa yang mereka lakukan pada warga kami. Mereka harus membayarnya.”

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement