Selasa 17 Sep 2013 22:14 WIB

Harga Mahal, Petani Pilih Simpan Gabah

Rep: lilis Handayani/ Red: Djibril Muhammad
Petani
Foto: antara
Petani

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Memasuki masa panen raya gadu (kemarau), harga gabah di tingkat petani, tinggi. Namun, para petani di Kabupaten Indramayu memilih tidak menjual seluruh gabah miliknya. Mereka menyimpan sebagian gabahnya.

 

Berdasarkan informasi dari sejumlah sentra padi di Kabupaten Indramayu, harga gabah kering panen (GKP) saat ini rata-rata mencapai Rp 4.800 per kg. Sedangkan harga gabah kering giling (GKG) kini harganya sekitar Rp 5 ribu per kg.

 

Padahal, berdasarkan Inpres No 3 Tahun 2012 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/ Beras dan Penyaluran Beras Pemerintah, HPP GKP di tingkat petani hanya Rp 3.300 per kg dan GKP di tingkat penggilingan Rp 3.350 per kg.

Sedangkan GKG hanya mencapai Rp 4.150 per kg di tingkat penggilingan, dan Rp 4.200 per kg di gudang Bulog.

 

Salah seorang petani di Desa/ Kecamatan Kandanghaur, Kamid, menjelaskan, sengaja menyimpan sebagian gabah hasil panen miliknya. Hal itu dimaksudkan sebagai bekal untuk menghadapi musim paceklik. "Kalau sekarang dijual semua, nanti makan apa," tutur Kamid, Selasa (17/9).

 

Kamid mengatakan, akan menjual sisa gabahnya secara perlahan sebagai persiapan memasuki masa tanam rendeng 2013/2014. Dengan demikian, dia tidak akan kesulitan mendapatkan modal untuk masa tanam tersebut.

 

Hal senada Ketua KTNA Kecamatan Kandanghaur, Waryono. Dia mengatakan, sejumlah petani memang memilih untuk mempertahankan sebagian gabahnya. Gabah tersebut, baru akan dijual ketika memasuki musim tanam rendeng. "Jadi petani nanti tidak terlalu pusing memikirkan modal tanam," ujar Waryono.

 

Namun, ada pula petani yang langsung menjual seluruh gabah miliknya. Hal itu terutama para petani bermodal kecil yang tidak memiliki gudang penyimpa gabah.

 

Sementara itu, sikap petani yang menyimpan sebagian gabahnya akhirnya memicu tingginya harga beras di pasaran. Untuk harga beras kualitas super saat ini sudah mencapai sekitar Rp 9 ribu per kg.

Sedangkan untuk beras kualitas yang paling rendah, mencapai Rp 7.200 per kg. Sementara untuk kualitas sedang hingga bagus, bervariasi dengan harga Rp 7.400 per kg, Rp 7.600 per kg, Rp 8 ribu per kg, dan Rp 8.500 per kg.

 

"Harga beras mahal karena petani tidak mau melepas semua gabahnya di musim panen ini," ujar pemilik kios beras Alaydroes II, Wahyudi.

 

Wahyudi mengatakan, di saat musim panen gadu, para petani memang terbiasa menyimpan sebagian hasil panennya. Hal tersebut dilakukan sebagai antisipasi untuk menghadapi musim paceklik. Yakni masa setelah panen gadu hingga menjelang panen musim tanam rendeng (penghujan).

 

Wahyudi mengungkapkan, para petani biasanya akan menjual simpanan gabahnya secara bertahap sesuai kebutuhan. Hal itulah yang membuat harga gabah mahal dan berimbas pada mahalnya harga beras.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement