Kamis 19 Sep 2013 15:19 WIB

Pengamat: Konvensi Capres Akan Selamatkan Golkar

Rep: dyah ratna meta novi/ Red: Taufik Rachman
Akbar Tanjung
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Akbar Tanjung

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI) Iberamsjah mengatakan, konvensi merupakan cara yang terbaik untuk menyelamatkan Partai Golkar dari  kehancuran. Langkah Ketua Dewan Pertimbangan Golkar, Akbar Tanjung mengusulkan konvensi Golkar merupakan skenario terbaik penyelamatan Golkar.

"Saya rasa Akbar Tanjung  ingin menyelamatkan Golkar, mengusulkan agar orang-orang terbaik yang bisa menjadi capres Golkar. Ia tidak pernah berupaya menjegal Ical sebagai capres," kata Iberamsjah, Kamis, (19/9).

Akbar, terang Iberamsjah, tidak pernah bermaksud mengkudeta Ical. Justru seharusnya Ical yang tahu diri kalau elektabilitas dia tidak pernah naik, untuk apa tetap ngotot ingin menjadi presiden.

Sebagai Ketua Umum Golkar, ujar Iberamsjah, seharusnya Ical memiliki tanggung jawab dengan  memberikan kesempatan Golkar melakukan konvensi. Namun dengan sikapnya yang ngotot ingin jadi capres, seolah-olah Golkar itu miliknya.

"Sikap Ical yang semacam itu, justru tidak menjadikannya seperti pemimpin yang baik. Ical hanya tampak seperti orang yang ambisius saja tanpa memikirkan nasib partainya," kata Iberamsjah.

Ical, terang Iberamsjah, sebagai  pemimpin harus rela berkorban demi partai, bukan mengutamakan kepentingan pribadi. Ia memang punya TV, punya banyak uang dan bisa beriklan di mana saja.

"Namun rakyat tidak membutuhkan pemimpin  yang hanya punya banyak uang. Rakyat sekarang sudah pintar," kata Iberamsjah.

Jusuf Kalla (JK) sendiri, lanjut Iberamsjah, setuju dengan keinginan Akbar Tanjung menggelar konvensi Golkar. Jika JK saja sudah setuju, maka ini merupakan pemikiran yang baik.

"JK itu seorang negawaran yang pintar dan sudah teruji, jika ia sepakat maka itu artinya yang terbaik. Namun selama Ical ngotot tidak mau konvensi, maka konvensi tidak akan bisa dilakukan," kata Iberamsjah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement