REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Kekerasan dan krisi politik yang melanda Mesir baru-baru ini menjadikan negara tersebut berbahaya bagi wartawan. Banyak wartawan ditahan di garis depan.
Enam jurnalis tewas di Mesir dan sedikitnya 25 orang ditahan. Al-Jazeera melaporkan wartawannya termasuk di antara mereka yang menjadi target penahanan.
Wartawan Al-Jazeera, Abdullah al-Shami dan Mohammed Badr saat ini masih ditahan di penjara Abu Zabaal, Mesir. Mesir saat ini masuk dalam daftar lima besar negara paling berbahaya bagi jurnalis.
Padahal, tiga tahun lalu, Mesir bahkan tidak masuk 10 besar daftar tersebut. Kondisi di Mesir itu membuat desakan untuk kebebasan media disuarakan dalam pertemuan Dewan HAM PBB di Jenewa.
Mesir mengalami krisis politik sejak 2010 menjelang pelengseran Husni Mubarak. Pemilihan demokratis di Mesir yang membuat Muhammad Mursi menduduki kursi presiden juga tidak membuat krisis politik mereda.
Setahun setelah pemilihan umum, Mursi dilengserkan lewat kudeta militer. Mesir saat ini dipimpin presiden sementara Adly Mansour.