Senin 23 Sep 2013 20:16 WIB

Pengungsi dan Warga Sampang Deklarasi Perdamaian

Santri membentangkan poster, saat berlangsung istighasah Ulama dan santri se-Madura, dalam menyikapi pengungsi Syiah, di Sampang, Jatim, Kamis (20/6).
Foto: Antara/Saiful Bahri
Santri membentangkan poster, saat berlangsung istighasah Ulama dan santri se-Madura, dalam menyikapi pengungsi Syiah, di Sampang, Jatim, Kamis (20/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Pengungsi asal Sampang di Puspa Agro Jemundo, Sidoarjo, Jawa Timur, dan warga lainnya yang sempat terlibat perselisihan keyakinan beragama beberapa waktu lalu mendeklarasikan perdamaian di antara mereka.

Salah seorang pimpinan rombongan dari Sampang, Mujahro, Senin, menjelaskan, deklarasi yang dilakukannya itu merupakan bukti nyata adanya perdamaian di antara mereka terkait perselisihan keyakinan beragama yang sempat terjadi sebelumnya.

"Kami ingin warga Sampang yang mengungsi di Puspa Agro ini bisa segera kembali ke rumahnya masing-masing di Madura, karena saat ini kedua belah pihak sudah saling memaafkan," ujarnya di Sidoarjo.

Saat ini, kata dia, warga sudah sepakat untuk islah demi tercapainya perdamaian di lingkungan dan selanjutnya bisa melanjutkan kehidupan yang lebih baik lagi pada masa mendatang.

"Pembacaan ikrar damau ini merupakan kemauan dari warga sendiri dan warga secara sadar ingin bersatu dan membangun kehidupan berumah tangga seperti sedia kala," ucapnya.

Ia mengatakan, peristiwa yang dulu biarlah berlalu dan keadaan yang akan datang harus ditata lebih baik lagi sekaligus menjadikan kejadian masa lalu sebagai pelajaran yang berharga.

"Kami sebagai umat manusia dan hamba Allah SWT harus bisa mengambil hikmah dari perselisihan yang terjadi di antara kami. Kami juga berharap pemerintah segera membantu warga Sampang yang mengungsi ini supaya kembali ke kampung halaman," paparnya.

Sementara itu, salah satu tokoh di pengungsian Puspa Agro Iklil Almial mendukung langkah perdamaian tersebut.

"Kami sudah rindu dan secepatnya ingin pulang ke kampung halaman. Kami optimistis bisa hidup dengan damai seperti dulu," ujarnya.

Sejak dipindahkan ke lokasi pengungsian di Sidoarjo, kata dia, pihaknya ingin kembali ke kampung halaman agar bisa hidup bertetangga dengan aman dan nyaman.

"Kalau bisa, kami ingin kembali ke rumah secepatnya di Sampang. Kami sebagai orang Madura sangat menjunjung tinggi kekeluargaan," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement