REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Militan utama Suriah mengatakan mereka tidak mengakui kelompok oposisi lain yang berasal dari negara asing, termasuk Koalisi Nasional Suriah.
"Koalisi nasional dan pemerintah di bawahnya yang sudah terpilih Ahmad Tomes tidak mewakili kami, kami juga tidak mengakui kelompok itu," ujar 13 kelompok militan Suriah dalam pernyataan bersama dikutip Al-Jazeera, Rabu (25/9).
Kelompok tersebut termasuk anggota utama militan Pasukan Pembebasan Suriah dan juga Liwa al-Tawhid, pasukan militan utama di provinsi utara Aleppo serta Jabhat al-Nusra. Dewan Keamanan PBB memasukkan pasukan Al-Nusra yang merupakan Al-Qaeda di Irak dalam daftar hitam pada Mei lalu.
Sementara Departemen Keamanan AS memasukkan kelompok tersebut dalam organisasi teroris pada Desember tahun lalu. Ahrar al-Sham juga menandatangni pernyataan tersebut. Dalam pernyataan tersebut mereka juga meminta hukum Islam diaplikasikan.
"Pasukan ini meminta semua kelompok militer dan sipil bergabung dalam konteks Islam...berdasarkan syariah, membuatnya sumber utama hukum," ujar mereka.
Mereka meminta kebersamaan dan menolak divisi serta membuat kepentian negara di atas kepentingan setiap kelompok.