REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badai tropis yang terjadi di Filipina beberapa minggu ini berdampak pada perubahan cuaca di DIY. Kasi data dan informasi BMKG DIY, Toni Agus Wijaya, mengatakan badai tersebut menyebabkan perubahan pola angin dan curah hujan di DIY yang mengakibatkan cuaca panas.
"Karena dampak dari kemarau maka siang hari masih terasa terik dan beberapa minggu terakhir di wilayah utara Indonesia di Filipina muncul badai tropis. Meskipun letaknya jauh tapi kita terkena dampak berupa perubahan pola angin sehingga angin cenderung berkumpul ke arah badai tropis di Filipina," kata Toni menjelaskan, Senin (30/9).
Akibatnya, uap air yang seharusnya membawa hujan di wilayah Indonesia tertarik ke pusat badai Filipina. Sehingga cuaca di DIY beberapa hari ini cenderung cerah. Menurut dia, saat ini DIY seharusnya sudah mulai berawan dengan intensitas hujan ringan.
Dengan adanya badai tropis tersebut, wilayah DIY saat ini masih mengalami musim kemarau. Toni mengatakan pada pertengahan Oktober nanti, di wilayah utara DIY akan memasuki musim penghujan.
"Kemudian berturut-turut di wilayah selatan dan yang terakhir di Gunung Kidul Selatan yaitu di akhir November baru memasuki awal musim hujan," katanya menambahkan.
Cuaca panas juga diprediksi akan masih terjadi hingga tiga hari mendatang. Lantaran masih terjadi badai tropis di Filipina. Saat ini, suhu udara maksimum di siang hari mencapai 31 derajat celcius dan suhu minimumnya sekitar 21 derajat celcius.
"Minggu-minggu ini cenderung panas karena kecepatan angin juga berkurang jadi cuacanya dirasakan cukup terik," katanya.