REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Proyek monorel Bandung Raya dipastikan dibangun dalam waktu dekat ini. Penandatanganan kerja sama antara Pemprov Jabar dan BUMN milik Pemerintah Cina CMC sudah dilakukan.
Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan mengungkapkan, Pemprov Jabar mempercayakan pengelolaan kepada Panghegar Group melalui PT Sarana Infrastruktur Indonesia. Sementara BUMD dari Pemprov Jabar melalui PT Jasa Sarana.
Aher, begitu biasa ia disapa, mengungkapkan, Cina dan Indonesia sudah berhasil membentuk tim kerja untuk mempersiapkan master plan transportasi Bandung Raya. Aher juga mengaku sudah melakukan visibility study dengan mengadakan pertemuan rutin antara Cina dan Indonesia meski kantor masih terpisah. "Ini menjadi proyek yang stragis dan diharapkan dapat memecah kemacetan," tutur Aher.
Monorel akan terintegerasi dengan beberapa kabupaten yang berada di sekitar Kota Bandung seperti Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan Kabupaten Sumedang. Proyek monorel ini, ungkapnya, akan dibagi menjadi lima fase. Fase pertama, yaitu rute Gedebage-Tanjung Sari. Fase kedua, rute Gedebage-Soreang. Kemudian keempat dan kelima yakni Gedebage-Kabupaten Bandung Barat dan Gedebage Majalaya.
Aher mengungkapkan, untuk fase pertama dapat diselesaikan pada 2016. Sementara diperkirakan proyek akan selesai hingga fase kelima yakni pada 2025. Proyek monorel Bandung Raya ini, jelasnya, merupakan proyek yang disetujui dari puluhan proyek yang diajukan ke pusat. Pada 2-5 Oktober di Bali akan ada APEC yang membahas masalah ekonomi termasuk kerja sama antara Cina dan Indonesia.
"Namun sebelum pertemuan puncak di Bali, di Jakarta ada penandatanganan antara Indonesia dan Cina. Jadi kerja sama tidak hanya Pemprov Jabar dengan CMC, namun dikukuhkan jadi perjanjian bilateral," tutup politikus PKS ini.