REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasa kecewa dilontarkan Penasehat Senior Advisor on Justice Governance di Kemitraan (Partnership), Laode M Syarif, atas tertangkapnya Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar.
Akil ditangkap bersama empat orang lainnya di kawasan perumahan dinas menteri, di Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan dalam operasi tangkap tangan.
"Pimpinan MK diibaratkan nabinya umat dalam sebuah agama. Tapi ternyata kedapatan tertangkap tangan menerima suap," tutur Laode, Rabu (2/10) malam WIB.
Penangkapan Akil, kata Laode, ibarat ketua KPK tertangkap tangan karena korupsi.
Sebelumnya KPK kembali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) lima pelaku dugaan suap, Rabu (2/10) malam. Pelaku ditangkap di kawasan perumahan dinas menteri, di Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan.
Dugaan ini menyusul datangnya lima mobil penyidik KPK yang menggelandang sekitar lima orang pada pukul 21.50 WIB. Beberapa tim penyidik datang dengan mobil berlainan. Salah satu mobil adalah Avanza silver B 1811 UFU yang terlihat membawa seorang pria yang mengenakan kemeja berwarna putih dan kaca mata. Diduga kuat pria itu adalah Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar. Satu lainnya diketahui anggota DPR dari Fraksi Golkar berinisial CN.