Senin 07 Oct 2013 15:27 WIB

Lima Kali Meletus, Gunung Tangkuban Perahu Keluarkan Gas Beracun

Rep: Alicia Saqina/ Red: Heri Ruslan
Kepulan asap di kawah Gunung Tangkuban Parahu
Foto: jabartoday.com
Kepulan asap di kawah Gunung Tangkuban Parahu

REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG -- Status terkini Gunung Api Tangkuban Perahu yang terletak di Desa Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, masih berada di level II atau waspada.

Sejak pertama kali mengeluarkan letusan abu atau freatik pada Sabtu (5/10) pagi, Senin (7/10) siang, tepatnya pukul 12.46 WIB, Gunung Api Tangkuban Perahu meletus untuk kelima kalinya.

Kepala Tim Tanggap Darurat Letusan Gunung Api Tangkuban Perahu Hetty Triastuti mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan dan pengamatan tim di lapangan sejak gunung api mengeluarkan letusan freatiknya yang pertama, di hari ke dua mulai terdeteksi dua gas beracun yang keluar akibat aktivitas letusan tersebut.

''Dari hasil pemantauan untuk gas, kami mendapatkan ada dua gas beracun berbahaya yang terdeteksi, yaitu H2S dan SO2,'' kata Hetty, Senin (7/10), saat ditemui di Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Perahu, Cikole, Lembang.

Ia menjelaskan, dari dua gas beracun tersebut, SO2, kadar keamanannya sudah melewati ambang batas yang seharusnya. Hetty mengatakan, seharusnya ambang batas maksimal keberadaan gas SO2 ini ialah, 2 part per milion (ppm). ''Tapi untuk gas SO2 ini, tim kami ukur kemarin ternyata sudah melebihi, yakni 10,1 ppm,'' ujarnya.

Hetty menjelaskan, kedua gas beracun yang dikeluarkan dari letusan freatik tersebut sangat berbahaya. Efek yang diakibatkan dari gas tersebut apabila terhirup di antaranya dapat menyebabkan batuk hingga ISPA. ''Ya kami deteksi oleh ahli geokimia, gas tersebut berbau tajam.''

Hetty menerangkan, akan tetapi besaran gas H2S tak separah SO2. Terakhir, besaran H2S yang terekam ialah 4 ppm, dari batas ambang maksimal di 10 ppm. ''Untuk H2S nya ini masih aman,'' ucapnya.

Ia menjelaskan, memang sementara ini tim tanggap darurat tengah memfokuskan pengamatan di sekitar Kawah Ratu. Sebab, sebanyak lima letusan freatik yang terjadi, berpusat dari Kawah Ratu tersebut.

Pengamat Gunung Api Tangkuban Perahu Johan Kusuma mengatakan, untuk letusan freatik kelima kali ini, belum bisa dihitung berapa lama durasinya. Tak hanya telah meletus untuk kelima kalinya, tremor Gunung Api Tangkuban Perahu pun masih terus berlangsung. Kini besarannya beramplitudo di 20 milimeter. Bahkan, di hari ini sudah terjadi guncangan tektonik lokal sebanyak empat kali.

Johan menjelaskan, setelah terjadinya letusan beberapa kali sejak Sabtu (5/10), bila dibanding pada letusan freatik yang terjadi Maret 2013 lalu, lubang kawah pun menunjukkan pelebaran. ''Ya, lubang lebih ke pelebaran. Radiusnya sudah 30 meter lebih. Tak menutup kemungkinan lebarnya lebih dari itu,'' katanya.

Ia mengatakan, pelebaran lubang kawah yang terjadi itu menunjukkan, masih adanya energi yang tersimpan di dalam. ''Jadi tak menutup kemungkinan akan lebih besar.''

Hetty menjelaskan, sementara untuk letusan freatik yang keempat berdurasi paling panjang bila dibandingkan dengan tiga letusan sebelumnya. Berdasarkan pemantauan seismik tim, letusan freatik keempat ini terjadi pada Senin (7/10) pukul 07.02 WIB. ''Durasinya berlangsung selama 16 menit,'' ujarnya.

Hetty mengungkapkan, abu tipis akibat letusan freatik keempat itu pun menyebar ke arah barat daya dan barat laut. ''Abu tipis ini tingginya sekitar 300 meter vertikal dari dasar.'' Amplitudo untuk letusan keempat tersebut ialah 50 mm lebih.

Sementara, letusan freatik ketiga terjadi pada Ahad (6/10) kemarin. Pengamat Gunung Api Tangkuban Perahu lainnya Ilham Mardikayanta mengatakan, letusan ini terjadi pada pukul 21.57 WIB. ''Durasinya selama 14 menit dan beramplitudo 32 mm,'' terangnya.

Wanita yang juga merupakan staf Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi itu pun menambahkan, untuk jarak aman minimal yang diimbau kepada seluruh masyarakat ialah, 1,5 kilometer. Jarak 1,5 km tersebut tidak dibolehkan bagi masyarakat, termasuk bagi para pedagang dan pengunjung. ''Intinya dalam radius tersebut tidak boleh ada aktivitas,'' tuturnya.

Pihak pengelola Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu pun, PT GRPP, hingga Senin masih menutup akses para pengunjung yang ingin masuk, hingga ke area kawah. Penutupan ini, sudah dilakukan sejak pintu gerbang pembelian tiket.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement