Rabu 09 Oct 2013 11:38 WIB

Ini Penyebab Pemblokiran dan Pembakaran Halte Busway Buaran Versi Warga

Rep: MgRoL19/ Red: A.Syalaby Ichsan
Putra pemilik lahan di Jl.I Gusti Ngurah Rai, Jakarta Timur, Ahmad Saughi protes karena lahannya hendak digusur, Rabu (9/10)
Foto: Republika/MgRoL19
Putra pemilik lahan di Jl.I Gusti Ngurah Rai, Jakarta Timur, Ahmad Saughi protes karena lahannya hendak digusur, Rabu (9/10)

REPUBLIKA.CO.ID, BUARAN -- Aksi pemblokiran Jalan I Gusti Ngurah Rai, Jakarta Timur dan pembakaran Halte Busway Buaran dinilai akibat sengketa lahan antara warga Buaran dengan perusahaan swasta, yakni PT Kreasi. 

Seorang putra pemilik lahan, Ahmad Saughi (40 tahun), menjelaskan, pemblokiran dilakukan karena adanya upaya penggusuran dari pihak Satpol PP sejak pukul 02.00 WIB dini hari tadi. Aksi ini pun, ujarnya, sempat ricuh sehingga berujung pada aksi pemblokiran.

Dia pun mengungkapkan kekecewaannya. "Ini lahan orang tua saya beli dari saya kecil di sini, abang-abang saya kecil di sini tapi bisa apa artinya saya dizolimi seperti ini. Sampai darah pun, nyawapun taruhannya,"ujarnya, Rabu (9/10).

Menurutnya, lahan seluas 10 Hektare adalah milik ayahnya, bukan merupakan milik PT Kreasi. "Waaaahh bukan, itu cuma setan ngaku-ngaku, saya bilang apa hak saya seperti ini, apa karena dia punya uang tapi saya akan tetap menjaga punya orang tua saya,"jelasnya.

Ia memaparkan lahannya sekitar 10 Hektar dimiliki oleh ayahnya bernama H. Rais dan dikontrakkan kepada penjual besi dan kayu. Menurutnya, dia mempunya surat-surat semuanya secara lengkap.

Ditanyai perihal uang kerohiman, ia mengatakan warga ketakutan. "Iya karena takut, daripada mereka pikir ga dapet uang dari Pak Haji Rais, makanya dia ambi. Bisa aja kan?", ungkapnya

Ia sangat berharap masalah ini tidak diteruskan hingga ke penggusuran. "Saya minta kepada aparat, penegak hukum, demi kebenaran tolong dihentikan. Sebelum ada niat ijab qobul jual beli,"jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement