REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Salah satu tokoh pendiri Banten, R Ampi Nurkamal Tanudjiwa, mengaku merasa prihatin dengan perkembangan yang terjadi di Bumi Para Jawara tersebut.
Tanudjiwa mengaku punya firasat, keadaan yang terjadi di Banten sekarang bisa membahayakan masyarakat Banten. Tanda bahaya itu menyusul ziarah yang dilakukan ratusan pendekar Banten, Selasa (8/10), yang dilaksanakan di waktu yang tidak biasa.
Dijelaskannya, ziarah kepada para leluhur itu biasanya dilakukan ketika bulan Maulid, bukan bulan Dzulhijjah seperti sekarang. “Ini aneh (ziarah), saya menginginkan suasana tetap kondusif,” katanya kepada wartawan di Hotel Mahadria Jalan Ki Mas Jong Nomor 12, Serang, Banten, Rabu (9/10).
Purnawiran TNI itu berharap tidak terjadi konflik horizontal di Banten. Sebab, konflik horizontal akan merugikan masyarakat Banten sendiri. Karenanya, ia mengaku telah menemui pendekar dan jawara seluruh Banten untuk selalu menjaga kondusifitas agar tidak terjadi 'chaos'.
“Saya kemaren, Selasa (8/10) mulai jam setengah 16.30 WIB sampai jam dua malam menemui mereka. Pendekar sudah tidak bergerak. Jangan terpengaruh isu-isu yang sedang berkembang,” katanya.
Mantan Komandan Korem064/Maulana Yusuf ini juga meminta kepada para ulama mendokan agar Banten tetap kondusif dan masyarakat tidak menjadi korban. Jangan sampai ada setetes darahpun yang tumpah di Banten.
“Para loyalis, khususnya pendekar Banten jangan terpancing emosinya terhadap aksi unjuk rasa para mahasiswa dan aktivis LSM/ormas, sebab aksi unjuk rasa adalah hak demokrasi yang dilindungi undang-undang,” ujarnya.