Jumat 11 Oct 2013 16:22 WIB

Marzuki Alie Kritik SBY

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Mansyur Faqih
Marzuki Alie
Foto: Antara/Reno Esnir
Marzuki Alie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Marzuki Alie mengkritik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurutnya, SBY tidak perlu marah atas pernyataan Luthfi Hasan Ishaq (LHI) yang menyebutnya dekat dengan Bunda Putri.

Menurut Marzuki, pernyataan LHI wajar karena siapa pun yang terlibat korupsi akan mengajak lawan mau pun kawan masuk tahanan.

"Saran saya Pak SBY tidak usah marah. Karena rakyat tahu semua yang korupsi mau mengajak lawannya menjadi kawan di hotel prodeo. Walau pun dia tahu lawannya itu tidak ada terkait sama sekali," kata Marzuki saat dihubungi Republika, Jumat (11/10).

Peserta konvensi capres Partai Demokrat itu menilai, wajar kalau SBY diasumsikan mengenal sosok Bunda Putri. Karena setiap orang yang mau mendapatkan proyek selalu mengklaim diri sebagai bagian dari tim sukses. "Persoalannya banyak orang ikut menikmati informasi itu untuk mengambil atau mendompleng keuntungan," ujarnya.

Ketua DPR itu juga tak heran bila nama SBY dicatut. Sebagai Ketua DPR pun, nama Marzuki sering dicatut dalam proyek yang dia tidak mengerti. "Wajar juga kalau SBY banyak kenal orang, karena beliau presiden. Kenal bukan berarti ikut dalam kejahatan yang dilakukan oleh orang tersebut," katanya.

Menurutnya, rakyat sudah cerdas dalam memilah informasi yang di media massa. Karenanya, ia tak mau berspekulasi apakah pernyataan LHI memiliki muatan politis. Sebab sebagai seorang ustadz, LHI mesti mengerti konsekuensi hukum atas pernyataannya. 

"Rakyat tahu mana loyang dan mana emas. Emas walau pun dicoba disiram dengan lumpur tetap saja emas dan tidak akan tertukar dengan loyang," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement