REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Komisaris Jenderal Polisi Oegroseno mengaku pers turut mendongkrak kariernya hingga saat ini dia menduduki jabatannya.
"Jasa jurnalis berperan dalam karier saya," kata Oegroseno saat hadir di Musyawarah Daerah ke-2 Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sulawesi Tengah di Palu, Sabtu.
Dia mencontohkan, saat menjabat sebagai Kepala Polda Sumatera Utara, dia diboncengi sepeda motor oleh seorang wartawan untuk menuju ke sebuah lokasi terjadinya kasus kriminal.
"Saat itu kondisi jalanan macet, tiba-tiba ada seseorang menawarkan boncengan kepada saya," kata Oegroseno yang saat itu mengira pria tersebut adalah intel polisi.
Saat itu, pria yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Polda Sulawesi Tengah itu baru sadar kalau orang yang menolongnya tersebut adalah jurnalis televisi.
Dalam situasi pascaterjadinya perampokan di sebuah bank saat itu, Oegroseno mengaku agak ketar-ketir dengan keselamatannya karena dia tidak mengenakan rompi antipeluru.
"Karena sedang diwawancarai wartawan, saya beranikan diri saja, dan Alhamdulillah tidak terjadi apa-apa. Dan dari peristiwa itulah saya dikenal luas," kata lulusan Akademi Kepolisian pada 1978 ini.
Namun dia mengaku kesuksesan kariernya di Polri dimulai usai menjabat Kepala Polda Sulawesi Tengah pada 2005-2006. Saat itu di Kabupaten Poso masih berkecamuk kerusuhan komunal yang menewaskan ratusan orang.
Situasi tersebut juga turut mengibarkan nama Oegroseno karena sering diwawancarai wartawan.
Usai bertugas di Sulawesi Tengah, Oegroseno ditarik ke Mabes Polri, kemudian menjabat Kapolda Sumatera Utara pada 2010-2011, hingga akhirnya menjadi Wakapolri sejak 2 Agustus 2013.