Rabu 16 Oct 2013 17:12 WIB

Pakar: H7N9 Akan Kembali Ancam Cina

Para dokter dan perawat menghadiri pelatihan perawatan terhadap infeksi virus H7N9 di sebuah rumah sakit di Hangzhou, Provinsi Zheijiang, 5 April 2013, di mana seorang pasien di rawat di sana.
Foto: REUTERS
Para dokter dan perawat menghadiri pelatihan perawatan terhadap infeksi virus H7N9 di sebuah rumah sakit di Hangzhou, Provinsi Zheijiang, 5 April 2013, di mana seorang pasien di rawat di sana.

REPUBLIKA.CO.ID,BEIJING -- Para pakar kesehatan memperkirakan virus flu H7N9 akan kembali mengancam Cina pada musim gugur dan dingin tahun ini.

Pusat Pencegahan Penyakit Cina dalam pernyataannya di Beijing, Rabu (16/10), mengatakan kemungkinannya sangat besar bagi virus flu burung untuk menyebar pada musim gugur dan musim dingin.

Terkait itu, lanjut pernyataan tersebut, masyarakat diminta untuk waspadai dan benar-benar menjaga kebersihan diri dan lingkungannya.

Pada hari ini ditemukan kasus baru flu burung H7N9 di Provinsi Zhejiang, Cina, yang menyerang seorang pria dan kini berada dalam kondisi kritis.

Pria tersebut dilaporkan tengah menjalani perawatan intensif di sebuah rumah sakit di Kotapraja Shaoxing, provinsi itu, demikian media setempat melaporkan.

Sejak merebaknya kasus H7N9 di Cina pada April tercatat 135 kasus dengan 45 kasus diantaranya berakhir dengan kematian, yang tersebar di sekitar sepuluh provinsi termasuk di Beijing.

Atas merebaknya kasus flu burung dengan varian tersebut Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan mengimbau kepada warga negaranya yang akan berkunjung ke Cina untuk mewaspadai virus yang menurut penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai virus yang mematikan.

Hingga kini WHO dan otoritas kesehatan Cina terus melakukan penelitian terhadap virus flu burung galur H7N9, yang pertama kali terjadi di Shanghai itu, termasuk kemungkinan virus tersebut menular antarmanusia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement