REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setahun pemerintahan Jokowi-Ahok memimpin DKI Jakarta, publik menilai masih ada catatan-catatan pekerjaan yang harus diselesaikan.
Dalam survei yang dirilis Media Survei Nasional (Median), terlihat ada delapan aspek yang masih menjadi pekerjaan rumah Jokowi-Ahok. Diantaranya transportasi umum, banjir, kemacetan, kemiskinan, pengangguran, perumahan, kriminalitas dan narkoba.
Sementara itu ada lima aspek positif yang sudah dirasakan warga Jakarta setahun terakhir. Meliputi kesehatan, pendidikan, pelayanan birokrat, penataan taman dan PKL.
Peneliti Median, Rico Marbun mengungkapkan survei ini dilakukan dalam rentang 2-11 Oktober 2013. "Dipilih 1200 responden secara acak dengan margin eror 2,8 persen," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (17/10).
Di bidang kesehatan 83,4 persen responden mengaku sudah ada perbaikan. Masalah pendidikan juga diakui ada perbaikan oleh 78,8 persen. Berturut-turut 72,3 publik memandang positif penataan PKL dan 61,5 persen puas atas pelayanan birokrat.
Namun masalah banjir, 53,8 persen responden masih belum melihat arah positif kebijakan mantan wali kota Solo itu. 70,2 persen responden melihat masalah pengangguran masih krusial di ibu kora.
Soal kemacetan, 65 persen responden melihat belum ada perbaikan setahun terakhir. Termasuk juga masalah kriminalitas dan kemiskinan yang belum terlihat kebijakan positif.
Median, ujar Rico juga menemukan beberapa hal yang mendesak untuk diperbaiki duet pemimpin Jakarta saat ini. Masalah transportasi umum, 24,6 persen responden meminta ada peremajaan angkutan umum. Masalah kemanan di angkutan umum dan macet juga menjadi mayoritas tuntutan responden.
Di aspek lingkungan, mayoritas responden masih menyoal banjir yang menjadi langganan Jakarta. Selebihnya masalah sampah dan taman kota harus menjadi prioritas Jokowi-Ahok.
"Kesehatan meski responden puas secara umum, masih ada catatan soal kesehatan gratis," ujar Riko. 23, 1 persen responden masih mengharapkan peningkatan pelayanan kesehatan gratis.
Riko menyebut publik memiliki ekspektasi tinggi terhadap pasangan Jokowi-Ahok untuk membenahi Jakarta. Konsekuensinya setiap kebijakan dan kinerja keduanya akan selalu menjadi sorotan publik. "Potret persepsi masyarakat terhadap kinerja keduanya jadi kajian yang menarik."