REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Taiwan dijadwalkan menerima gelombang pertama dari helikopter tempur yang dipesan dari Amerika Serikat (AS), pada bulan depan, setelah pemerintah AS mengakhiri penutupan dua pekan kegiatannya, kata laporan pada Jumat (18/10).
Kesepakatan pembelian senjata senilai 6,5 miliar dolar AS itu, termasuk satu armada terdiri atas 30 helikopter canggih Apache Longbow, diumumkan pada 2008, menyebabkan kemarahan Cina. Negara itu menyatakan kedaulatan atas Taiwan dan menentang penjualan senjata ke pulau itu.
Gelombang enam pertama Apache AH-64Es, varian terbaru dari salah satu helikopter tempur dunia yang paling kuat itu, diperkirakan akan dikirim ke pelabuhan selatan Kaohsiung pada 4 November, kata kantor berita negara Central News mengutip sumber-sumber militer yang tidak disebutkan namanya. Tentara Taiwan akan menjadi kekuatan pertama di luar AS yang memperkenalkan varian ini, kata laporan itu.
Pengiriman helikopter itu, menurut laporan AFP, semula dijadwalkan pada Oktober, tetapi telah tertunda karena penutupan pemerintah AS, tambahnya. Pemerintah AS dibuka kembali untuk bisnis pada Kamis setelah Presiden Barack Obama menandatangani RUU mengakhiri "shutdown" dua pekan dan memperluas otoritas pinjaman Departemen Keuangan.
Gelombang kedua Apache AH-64Es dijadwalkan tiba pada Desember. Sementara helikopter yang tersisa akan dikirimkan pada akhir tahun 2014, kata laporan itu tanpa merinci. Para pejabat pertahanan Taiwan menolak mengomentari laporan tersebut.
Taiwan dan Cina berpisah pada 1949 setelah perang sipil. Namun, Beijing masih menganggap pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya menunggu reunifikasi, dengan kekerasan jika diperlukan, yang mendorong Taipei untuk mencari lebih banyak persenjataan terutama dari Amerika Serikat.