Senin 21 Oct 2013 15:55 WIB

Soal Subur, Demokrat: SBY Tak Berlebihan

Jafar Hafsah
Foto: Antara/Reno Esnir
Jafar Hafsah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi Partai Demokrat Jafar Hafsah menilai, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak bereaksi berlebihan terkait isu penculikan Subur Budhisantoso oleh Badan Intelijen Negara (BIN). Ia katakan, reaksi SBY sudah tepat.

"SBY hanya meminta agar masalah isu Prof Subur diculik oleh BIN segera diklarifikasi. Presiden hanya bertanya kepada BIN apa benar Subur dijemput dan ditangkap, lalu Kepala BIN menjawab tidak ada jadwal dengan Pak Subur," jelasnya, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (21/10).

Ia juga menyatakan, isu penculikan mantan ketua umum Partai Demokrat itu hanya kesalahpahaman dan tak ada maksud politik. "Prof Subur ditunggu sebagai pembicara di seminar PPI (Perhimpunan Pergerakan Indonesia), namun beliau ada urusan ke BIN. Lalu M Rahmat menyampaikan, Prof Subur tidak bisa menghadiri seminar PPI karena ada di BIN," kata Jafar.

Apalagi, ujarnya, Subur sudah mengkarifikasi masalah tersebut. Bahwa ia tidak dijemput oleh BIN. Melainkan pergi ke BIN bersama seorang teman dari Aceh. "Itu bisa saja, setiap orang bisa ke kantor polisi tanpa harus mempunyai urusan terkait fungsi kantor itu. Misalnya, orang bisa saja ke DPR tanpa bertujuan melakukan rapat kerja," lanjutnya.

Jafar juga membantah, isu ini sebagai cara PPI untuk mencari panggung politik. "PPI kan bukan partai politik. Dia kan hanya organisasi yang sedang melakukan seminar biasa," kata anggota Komisi IV DPR tersebut.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement