REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Subur Budhisantoso mengatakan dirinya tidak peduli jika isu "penjemputan" dirinya oleh aparat Badan Intelejen Negara (BIN) sengaja dihembuskan untuk menaikkan popularitas pihak-pihak tertentu.
"Jika memang demikian, saya tidak peduli, itu hak mereka," kata Subur setelah jumpa pers di Jakarta, Senin. Subur mengatakan tidak mau berprasangka buruk akan hal itu. Pakar antropologi politik ini menekankan popularitas dalam dunia politik dapat dicapai dengan pembenahan kinerja yang baik dan didukung kaderisasi yang mumpuni.
Di sisi lain, salah satu pendiri Partai Demokrat ini juga mengatakan setiap pihak yang pernah dan sedang menjadi bagian Partai berlambang Mercy tersebut, sebaiknya terus menjalin silaturahim dan menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan sengketa.
Subur mengatakan hal tersebut menanggapi kemungkinan adanya perselisihan antara Partai Demokrat dan PPI akibat isu-isu penjemputan dirinya oleh BIN, yang dihembuskan pengurus PPI.
PPI merupakan organisasi masyarakat pimpinan Anas Urbaningrum, mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat.
Isu penjemputan dirinya oleh BIN itu mencuat setelah dirinya tidak datang pada diskusi bertema Meritokrasi Politik di Rumah Ketua Pergerakan PPI Jakarta, pada Jumat (18/10).
Subur dijadwalkan menjadi pembicara pada diskusi tersebut. Namun Subur, yang mengaku tidak mengetahui jadwal diskusi tersebut, sudah telanjur pergi ke Pontianak, Kalimantan Barat, untuk mengisi kegiatan Partai Demokrat.
Sebelumnya, Subur mengatakan dirinya mencoba untuk bertemu dengan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman pada Jumat (18/10), namun akhirnya batal karena Marciano harus menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Isu penjemputan dirinya oleh BIN mencuat setelah Pengurus PPI yang juga mantan Wakil Direktur Eksekutif DPP Partai Demokrat M Rahmad mengatakan kepada pers saat diskusi bahwa Subur telah dijemput oleh BIN dan dilarang meninggalkan kantor BIN, meskipun pada siangnya telah diundang untuk menjadi pembicara pada diskusi di PPI.
Kepala BIN Marciano Norman pada Sabtu (19/10) malam telah membantah dan menyayangkan pernyataan Rahmad tersebut.