REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Densus 88 Antiteror Mabes Polri masih mengejar seorang teroris yang ditengarai bersembunyi di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), setelah sebelumnya menangkap seorang teroris berinisial IS (35), di Kota Bima, pada Jumat (18/10).
"Masih ada seorang lagi yang dikejar Densus 88 Mabes Polri di Bima, tapi belum tahu apakah terduga teroris itu masih di Bima, Pulau Sumbawa atau bagaimana," kata Kapolda NTB Brigjen Pol Mochamad Iriawan, di Mataram, Selasa.
Iriawan mengatakan sejak beberapa bulan lalu Mabes Polri menginformasikan bahwa dua orang terduga teroris tengah bersembunyi di Bima, Pulau Sumbawa, sehingga dilakukan pengintaian.
Setelah pengintaian berbulan-bulan, akhirnya dapat menangkap seorang diantaranya yakni IS (35), di Jalan Gajah Mada Kelurahan Pena To'i, Kecamatan Mpunda, Kota Bima.
IS yang dikenal masyarakat setempat berprofesi pedagang es campur sejak sebulan sebelumnya itu ditangkap ketika sedang berada di jalan protokol yang dijadikan tempat berjualan es dan bakso di Kota Bima, selepas Salat Jumat.
Terduga teroris itu sempat hendak melawan saat dibekuk, namun akhirnya dapat dilumpuhkan tim Densus 88, tidak dengan senjata. "Kami (Polri) ingin para teroris itu ditangkap hidup-hidup, agar bisa membuka jaringan terorisnya. Makanya, dilakukan pengintaian berbulan-bulan," ujarnya.
Iriawan berharap seorang terduga teroris yang tengah dikejar Densus 88 itu masih berada di Bima, Pulau Sumbawa, agar dapat segera dibekuk. Dia memastikan kedua teroris, termasuk IS yang telah ditangkap, merupakan warga dari luar NTB, yang bersembunyi di Bima.
"Jadi, bukan kegiatan teroris di Bima, atau wilayah NTB lainnya, mereka dari luar NTB yang bersembunyi di wilayah ini (NTB)," ujarnya.