Kamis 24 Oct 2013 11:32 WIB

Pembangunan MRT Bisa Picu Kemacetan, Pemprov DKI Diminta Siapkan Pengalihan Rute Jalan

   Spanduk permohonan maaf karena adanya pekerjaan proyek MRT di kawasan Dukuh Atas, Jakarta, Rabu (9/10).  (Republika/Yasin Habibi)
Spanduk permohonan maaf karena adanya pekerjaan proyek MRT di kawasan Dukuh Atas, Jakarta, Rabu (9/10). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pembangunan MRT dan monorel yang akan dilakukan di DKI Jakarta diperkirakan akan menyebabkan kemacetan di wilayah ibu kota.

Calon anggota DPD RI daerah pemilihan DKI Jakarta, Rommy mengatakan, dampak kemacetan yang akan ditimbulkan dari pembangunan MRT dan monorel bisa mencapai dua hingga tahun.

"Ini membutuhkan pengertian masyarakat Jakarta," ujar Rommy, Kamis (24/10).

Menurut Rommy, Pemprov DKI harus segera  menyiapkan rencana untuk mengatasi kemacetan selama proses konstruksi proyek. Pihaknya juga mengimbau supaya Pemprov DKI, khususnya Dinas Perhubungan agar segera memperbaiki marka jalan serta rambu lalu lintas  biar biar lebih jelas.

"Selain itu, perlu ada pengalihan jalur kemacetan yang disebabkan proyek MRT dan Monorel ini. Yang paling penting adalah sosialisasi mengenai pengalihan rute jalan dilakukan secara massif agar pengendara mengetahui titik-titik yang paling minimal tingkat kemacetannya," papar Rommy

Selain itu, kata dia,  rute atau jalan alternatif diharapkan  bersih dari PKL dan parkir liar. Rommy juga mengingatkan agar  angkutan umum agar tidak menaikkan dan menurunkan penumpang serta mangkal di pinggir jalan. 

"Lalu, penting sekali menambah armada busway dan feeder agar masyarakat merasa nyaman menggunakan kendaraan umum dan tidak berjejalan di dalam kendaraan umum, seperti tumpukan ikan sarden kaleng," cetusnya.

Menurut dia, berjubelan di kendaraan umum bisa memicu pelecehan seksual, penjambretan, dan sampai ke tempat kerja dengan penampilan lecek pun tak bisa dihindari.

"Jika penumpang nyaman dengan transportasi umum, tentunya perlahan-lahan mereka akan meninggalkan mobil pribadi," tuturnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement