REPUBLIKA.CO.ID, MAIDUGURI -- Serangan pasukan Nigeria terhadap kamp-kamp gerilya di wilayah Borno menewaskan 74 terduga kelompok Boko Haram, kata militer Nigeria, Jumat (25/10).
"Operasi yang melibatkan serangan darat dan udara, mengarah pada kehancuran kamp-kamp teroris yang diidentifikasi, menewaskan 74 terduga militan," kata juru bicara militer wilayah itu, Mohammed Dole, mengenai serangan Kamis di Borno, daerah pangkalan Boko Haram di Nigeria timurlaut.
Serangan itu ditujukan pada dua desa di daerah Mainok, tidak jauh dari ibu kota Borno, Maiduguri, di mana Boko Haram didirikan lebih dari satu dasawarsa lalu. Operasi itu dilakukan setelah serangan Senin terhadap kamp-kamp Boko Haram di daerah lain Borno, yang kata militer menewaskan 37 orang.
Militer meluncurkan serangan besar-besaran terhadap Boko Haram lebih dari empat bulan lalu dan mengeklaim mencapai keberhasilan.
Kekerasan Boko Haram diperkirakan telah menewaskan lebih dari 3.600 orang sejak 2009, termasuk pembunuhan oleh pasukan keamanan. Kelompok itu menyatakan berperang untuk mendirikan sebuah negara Islam di Nigeria utara yang penduduknya mayoritas muslim.
Dalam pernyataan yang disiarkan televisi pada 14 Mei, menurut laporan AFP yang dikutip Sabtu (26/10), Presiden Goodluck Jonathan memberlakukan keadaan darurat di negara-negara bagian timurlaut, Borno, Yobe, dan Adamawa, daerah-daeran dimana kelompok militan Boko Haram melancarkan puluhan serangan.
Presiden untuk pertama kali mengakui bahwa daerah-daerah di negara bagian Borno, pusat konflik Boko Haram, telah "diambil alih" oleh gerilyawan dan kedaulatan Nigeria dirongrong. Kekerasan meningkat di Nigeria sejak serangan-serangan menewaskan puluhan orang selama perayaan Natal 2011 yang diklaim oleh kelompok muslim garis keras Boko Haram.
Kano, kota berpenduduk sekitar 10 juta orang di Nigeria utara, merupakan wilayah yang terpukul paling parah dalam kekerasan itu.