Selasa 29 Oct 2013 13:42 WIB

Niat PM Inggris Terbitkan Sukuk Ditentang

Rep: Friska Yolandha/ Red: A.Syalaby Ichsan
British Prime Minister, David Cameron, gestures as he speaks to the assembly of the 43rd Annual Meeting of the World Economic Forum, WEF, in Davos, Switzerland, Thursday, Jan. 24, 2013.
Foto: AP/Michel Euler
British Prime Minister, David Cameron, gestures as he speaks to the assembly of the 43rd Annual Meeting of the World Economic Forum, WEF, in Davos, Switzerland, Thursday, Jan. 24, 2013.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Niat Perdana Menteri Inggris David Cameron untuk menerbitkan sukuk mendapat tantangan. Kepala Eksekutif Kantor Pengelolaan Utang Inggris, Robert Stheeman mengungkapkan, penerbitan sukuk tidak akan memberikan nilai bagi negara.

"Ini tidak akan pernah terjadi. Mengubah paradigma itu akan membuahkan pertanyaan atas kemauan pragmatis dan politis," ujar Stheeman.

Cameron memang mengungkapkan rencana negara tersebut untuk menjual obligasi syariah tahun depan. Jika hal ini terjadi, maka Inggris akan menjadi negara non-Muslim pertama yang menjual sukuk.

Cameron akan membius perhatian Inggris dengan menyatakan niatan tersebut di World Economic Forum di London yang akan berlangsung pekan ini.

Obligasi syariah yang akan diterbitkan Inggris bernilai sekitar 200 juta poundsterling atau Rp 3,496 triliun. Selain menerbitkan sukuk, Cameron juga akan meminta Bursa Efek London untuk membuat indeks pasar syariah.

Inggris memiliki ambisi menjadi negara penguasa Barat pertama yang menerbitkan obligasi syariah. Berdasarkan Malaysia International Islamic Financial Centre, Malaysia merupakan negara penerbit sukuk terbesar, yaitu 60 persen dari total sukuk yang pernah diterbitkan secara global.

Obligasi syariah biasanya didukung oleh aset dan arus kas karena agama melarang adanya bunga. Perbankan Inggris menilai sukuk akan mendapatkan kendala karena Bank of England justru mengharuskan mereka terus menerus menjual aset sebagai perlindungan terhadap guncangan pendanaan jangka pendek.

Industri keuangan syariah terus bertumbuh dari tahun ke tahun. Asetnya tumbuh 17 persen dan diperkirakan pada 2017 akan menembus 2,67 triliun dolar AS dari hari ini sebesar 1,21 triliun dolar AS.

Penjualan sukuk tahun ini mengalami penurunan diandingkan tahun lalu. Sampai 28 Oktober, penjualan sukuk hanya 33 miliar dolar AS atau turun 18 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada 2012 penjualan sukuk menembus 47 miliar dolar AS. Penurunan disebabkan oleh isu bank sentral Amerika Serikat (AS) the Federal Reserve yang akan menarik stimulusnya dari negara berkembang.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement