REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat mengakui telah melakukan kegiatan spionase terhadap sekutu, termasuk negara-negara Eropa. Intelijen AS mengoleksi jutaan percakapan telepon warga Eropa yang dilakukan dengan bantuan Pemerintah Eropa.
Direktur Intelijen Nasional AS James Clapper mengatakan kepada anggota Kongres Komite Intelijen DPR pada Selasa (29/10) kemarin, bahwa memata-matai sekutu adalah prinsip dasar kerja intelijen .
"Ini sangat berharga bagi kami untuk tahu di mana negara berasal, apa kebijakan mereka, bagaimana yang akan mempengaruhi kita di berbagai macam isu," kata Clapper seperti dikutip dari Aljazeera. Dia pun memastikan, bahwa sekutu AS telah melakukan spionase terhadap pemimpin AS.
Sementara itu, Direktur Badan Keamanan Nasional (Nasional Security Agency/NSA) Keith Alexander mengatakan bahwa metadata dari catatan telepon jutaan warga Eropa dikumpulkan oleh NATO, dan bukan organisasinya.
Selama pekan lalu, laporan media mengatakan, NSA mengumpulkan puluhan juta catatan telepon Eropa, dan memata-matai para pemimpin politik, seperti Kanselir Jerman Angela Merkel.
Ditanya tentang koleksi catatan telepon asing, Alexander mengatakan, data yang diberikan oleh mitra NATO sebagai bagian dari program untuk melindungi kepentingan militer. Kedua kepala intelijen itu mengatakan bahwa laporan dari Perancis, Spanyol dan Jerman tidak akurat .