Kamis 31 Oct 2013 18:10 WIB

PBNU: Pemilu 2014 Harus Lebih Demokratis

Rep: Amri Amrullah/ Red: Heri Ruslan
 Wakil Ketua PBNU Asad Said Ali (tengah). (Republika/ Agung Supriyanto)
Wakil Ketua PBNU Asad Said Ali (tengah). (Republika/ Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berharap penyelenggaraan Pemilu legislatif dan eksekutif 2014 berjalan lebih  demokratis.

Harapan itu disampaikan Wakil Ketua PBNU, KH.Asad Said Ali dalam dialog bertajuk "Mencari Solusi Kekisruhan Daftar Pemilih Tetap (DPT)" di kantor PBNU, Kamis (31/10).

"Kami berharap pelaksanaan pemilu sukses, adil dan demokratis," ujar Asad dalam pembukaan dialog tersebut. Ia mengimbau kepada beberapa pihak agar bisa berlaku bijak dalam menyikapi kekisruhan DPT ini, agar tidak mengganggu berjalannya proses pemilu setahun mendatang. 

Ia cukup prihatin munculnya kisruh DPT ini yang sebenarnya masalah dasar dalam pemilu masih saja menjadi polemik yang berkepanjangan. Menurut dia, keakuratan DPT dan berbagai permasalahannya ini harus segera diselesaikan.

"PBNU khawatir bila ini dibiarkan terus berlarut-larut akan menghilangkan hak dan kesempatan orang lain untuk menggunakan hak politiknya dan merusak proses demokrasi," imbuhnya.

Penggunaan hak pilih, jelas dia, merupakan bentuk partisipasi paling dasar dalam sistem demokrasi perwakilan yang sedang berkembang sekarang. Tinggi rendahnya tingkat partisipasi politik warga negara menentukan kualitas hasil pemilu, sekaligus ukuran kualitas demokrasi. Karenanya, hilangnya kesempatan memilih warga negara lantaran DPT yang tidak akurat merupakan permasalahan besar dalam sistem demokrasi.

"Untuk itu, PBNU mengimbau Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Komisi Pemilihan Umum (KPU), Bawaslu dan berbagai pihak yang terkait dalam penyelenggaraan pemilu untuk serius menangani permasalahan DPT ini," ia menegaskan.

Perlu ada langkah proaktif Kemendagri untuk membantu KPU menyelesaikan kisruh DPT ini dalam waktu dekat, agar tidak mengganggu kembali penyenggaraan pesta demokrasi 2014 mendatang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement