Ahad 03 Nov 2013 05:59 WIB

Warga Cina Pun Gemari Batik

Red: Endah Hapsari
Busana batik
Foto: Republika
Busana batik

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kain dan baju tradisional batik Indonesia makin digemari masyarakat China. "Saya tahun lalu membeli baju batik, saya suka dan sekarang saya membeli lagi," ungkap Wang Li sambil memilah-milah selendang batik yang dipamerkan dalam bazar amal Kementerian Luar Negeri China.

Dalam bazar amal yang sudah lima kali diadakan, Kedutaan Besar Indonesia menampilkan batik, produk tas, sepatu, ikat pinggang kulit, beragam cindera mata bermotif batik, serta masakan khas nasi goreng dan sate ayam bumbu saus kacang. "Bahan batik itu nyaman, dan motifnya beragam, saya suka," kata Mei San, warga distrik Chaoyang yang juga tengah memilah-milah selendang batik di hadapannya.

Pantauan Antara, mayoritas pengunjung 'booth' Indonesia memilih selendang batik yang dijual mulai harga 100 hingga 400 Yuan tergantung ukuran, motif dan bahannya. Batik yang ditampilkan adalah batik Surabaya, Pekalongan, Cirebon dan beberapa batik khas daerah lain di Indonesia.

Sebagian lainnya, juga membeli baju, kain batik, gantungan kunci kayu bermotif batik, taplak meja makan batik, satu set alas piring dan gelas motif batik, pembatas buku wayang kulit dan lainnya. Tak hanya masyarakat China, sejumlah warga asing lain juga menyukai dan membeli beragam motif dan hasil kain batik, serta makanan khas Indonesia nasi goreng dan sate ayam saus kacang.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاتَّبَعُوْا مَا تَتْلُوا الشَّيٰطِيْنُ عَلٰى مُلْكِ سُلَيْمٰنَ ۚ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمٰنُ وَلٰكِنَّ الشَّيٰطِيْنَ كَفَرُوْا يُعَلِّمُوْنَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَآ اُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوْتَ وَمَارُوْتَ ۗ وَمَا يُعَلِّمٰنِ مِنْ اَحَدٍ حَتّٰى يَقُوْلَآ اِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۗ فَيَتَعَلَّمُوْنَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُوْنَ بِهٖ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهٖ ۗ وَمَا هُمْ بِضَاۤرِّيْنَ بِهٖ مِنْ اَحَدٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗ وَيَتَعَلَّمُوْنَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ ۗ وَلَقَدْ عَلِمُوْا لَمَنِ اشْتَرٰىهُ مَا لَهٗ فِى الْاٰخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۗ وَلَبِئْسَ مَاشَرَوْا بِهٖٓ اَنْفُسَهُمْ ۗ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman. Sulaiman itu tidak kafir tetapi setan-setan itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia yaitu Harut dan Marut. Padahal keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan, “Sesungguhnya kami hanyalah cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kafir.” Maka mereka mempelajari dari keduanya (malaikat itu) apa yang (dapat) memisahkan antara seorang (suami) dengan istrinya. Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan, dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Dan sungguh, mereka sudah tahu, barangsiapa membeli (menggunakan sihir) itu, niscaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat. Dan sungguh, sangatlah buruk perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir, sekiranya mereka tahu.

(QS. Al-Baqarah ayat 102)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement