REPUBLIKA.CO.ID, McDonald’s Jepang mengeluarkan permintaan maafsetelah terungkap bahwa salah satu outlet-nya telah membuat larangan kepada tunawisma untuk memasuki McDonalds’s selama lebih dari satu tahun.
Pemberitahuan itu memicu perdebatan online, kata staf di cabang barat Tokyo mengenai penolakan masuk terhadap orang yang diangggap tidak benar, mengacu pada kebersihan buruk dan juga para gelandangan sebagai contoh.
Hanya saja raksasa waralaba restoran cepat saji pada Jumat menyingkirkan tanda larangan tersebut menyusul protes dari warga dan kini tidak lagi menyertakan tunawisma.
“Meskipun tujuan dari pemberitahuan itu adalah untuk pelanggan lain agar merasa nyaman di restoran kami, namun beberapa kata yang digunakan tidak pantas dan kami mohon maaf untuk itu," kata seorang juru bicara perusahaan kepada AFP.
Tanda larangan baru itu menyatakan akan menolak pengunjung yang cenderung "menyebabkan masalah terhadap pelanggan lain, seperti membuat suara berisik, tidur dan kebersihan buruk,"
Juru bicara itu menambahkan outlet-outlet lain di negara itu telah diperintahkan utnuk memastikan tak ada bahasa diskriminasi dalam larangan terhadap pelanggan.
Gelandangan memang bukan pemandangan biasa di Jepang. Tidak seperti negara barat di mana Tunawisma cenderung muda, pria dan wanita, mereka yang tinggal di jalanan adalah orang-orang tua.