Senin 04 Nov 2013 13:22 WIB

Akim Tusuk Brigadir Syarif Karena Tersinggung Dibilang Tak Becus

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: A.Syalaby Ichsan
Penusukan (ilustrasi)
Penusukan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Kepolisian Daerah Metro Jaya menjelaskan sebab tersangka Mustakim alias Akim menusuk Brigadir Syarif Mappa di Jalan Raya Tanjung Barat, RT 011/08, Pejaten, Pasar Minggu, Ahad (27/10).

Kapolsek Pasar Minggu Kompol Adri Desas Furyanto mengatakan, tersangka merasa tersinggung dengan sikap yang ditunjukkan pelaku. ''Ada unsur tersinggung,'' kata dia, Senin (4/11).

Adri menjelaskan, korban sebenarnya tertidur ketika mobil sudah sampai di Pasar Minggu minibus Metromini S604 jurusan Tanah Abang - Pasar Minggu. Kemudian, jarak dua ratus meter melewati Pasar Minggu, kernet Akim baru membangunkan korban yang tertidur.

Menurut Adri, ketika membangunkan tersebut korban merasa tidak suka karena tidak diturunkan di Pasar Minggu. ''Kamu kenek tidak becus,'' tiru Adri. Ini dilanjutkan, dengan korban yang mengintimidasi tersangka dengan menyebut dirinya adalah 'anggota'.

Adri menjelaskan, dari keterangan saksi sopir Metromini yang bernama Munai, korban pun turun, dan tersangka ke kursi belakang Minibus untuk mengambil pisau di dalam sebuah kotak.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto menambahkan, ketika korban turun dan berkelahi dengan tersangka, korban sempat mengatakan, jika berkelahi jangan memakai senjata tajam.

Namun, tersangka tidak menggubrisnya, tersangka pun menusuk korban dan membacoknya. Korban lari menuju Jalan Raya Tanjung Barat tepatnya depan Apotik Sarisakti RT 011/08, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Sesampainya di sana korban berhenti, duduk dan bertanya ke warga setempat perihal lokasi kantor polisi. Warga memberitahu jalan ke Mapolsek Pasar Minggu. Sekira 100 meter beranjak dari Apotik Sarisakti, korban tersungkur dan meninggal di tempat.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement