REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rangkaian pertunjukan gamelan secara marathon yang digelar melalui tema Performing Indonesia di Washington DC sepanjang akhir pekan lalu menarik perhatian masyarakat Amerika Serikat yang memadati arena.
Keterangan Kedutaan Besar RI Washington yang diterima Antara di Jakarta, Rabu, mengungkapkan seluruh tiket pertunjukan selama empat hari berlangsungnya Performing Indonesia habis terjual sehingga ada sebagian pengunjung yang rela berdiri untuk dapat menonton atraksi budaya Indonesia.
"Alhamdulillah tiket pertunjukan selalu fully booked, ini mencerminkan antusiasme pencinta budaya di AS," demikian dikatakan Minister Counselor bidang Penerangan dan Informasi KBRI Washington DC Heru Subolo melalui surat elektronik.
Marathon gamelan menghadirkan berbagai kelompok gamelan dari berbagai wilayah di Amerika Serikat maupun dari Indonesia.
Rangkaian pertunjukan itu sendiri berlangsung di Freer Gallery of Art and Arthur M Sackler Gallery di Smithsonian, Washington DC.
Seniman yang tampil dari AS adalah Lightbuld Ensemble dari Oakland-California, Raga Kusuma dari Virginia; Universitas Wesleyan, The Chartlottesvile Gamelan, Pusaka Sunda dari Universitas California, Lila Muni dari Universitas Rochester New York, Gamelan Dharma Swara dari New York, Gamelan X (Dan Bales) dari California, Gamelatron - Gamelan elektronik/robot serta Shadowlight Universitas California, Berkley. Indonesia diwakili oleh dua kelompok gamelan yakni ISI Padang Panjang dan ISI Denpasar.
Heru menuturkan, selain gamelan, Performing Indonesia yang digagas Duta Besar Dino Patti Djalal itu juga menampilkan pertunjukan wayang, tarian, musik etnik dan kontemporer serta diskusi film Opera Jawa oleh sutradara Garin Nugroho.
Pada acara resepsi pembukaan, Sri Sultan Hamengkubowono X menyempatkan diri hadir untuk meresmikan gamelan sumbangan provinsi DI Yogyakarta yang diberi nama Kyai Paliyo Jati.
Sebelumnya, KBRI Washington juga menggelar malam penganugerahan pemenang kompetisi desain batik Amerika 2013.
Menurut keterangan KBRI Washintong, tim juri yang terdiri dari pengajar, perancang serta artis dari Indonesia dan AS telah memilih tiga perancang sebagai pemenang yaitu Donna Backues dari Philadelphia dengan rancangan bertema Ring of Fire Lighthing the Flame of Liberty, Anica Buckson dari Brighton, Massachussetts, dengan tema North Native America dan Christiane Grauert dari Milwaukee Institute of Art and Design, yang mengusung Many Faces Many Voices.
Ketiga pemenang masing-masing mendapatkan hadiah uang tunai sebesar tujuh ribu dolar AS (Rp 79,8 juta) serta tiket untuk melakukan tur batik ke beberapa kota di Indonesia selama dua minggu serta mengikuti pameran di Indonesia dan Amerika Serikat.
Kompetisi desain batik Amerika yang kedua itu diselenggarakan KBRI Washington bekerja sama dengan Konsulat Jenderal RI di Chicago, Houston, Los Angeles, New York dan San Francisco.