REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Gun Gun Heryanto menilai Joko Widodo dan Jusuf Kalla memiliki nilai perbedaan dengan Susilo Bambang Yudhoyono, yaitu lebih banyak praktik dibandingkan wacana.
"SBY dinilai minim praktik namun kuat wacana, hal itu berkebalikan dengan Jokowi dan JK yang lebih banyak menonjolkan praktik di lapangan. Sisi itu yang diharapkan masyarakat pada Pilpres 2014," kata Gun-Gun di Gedung DPR, Jakarta, Rabu.
Dia meyakini dalam Pilpres 2014, masyarakat akan mencari figur yang berbeda dengan SBY. Selain itu dia menilai sosok Jokowi-JK membangun komunikasi politik secara periodik dan tidak dilakukan saat pemilu saja.
Hal itu menurut dia dilihat masyarakat sebagai nilai positif sehingga meningkatkan kepercayaan dan elektabilitas kedua tokoh tersebut.
"Dari sisi koherensi karakterologis, kedua tokoh tersebut sulit diserang karena 'blusukan' yang mereka lakukan tidak temporer," ujarnya.
Gun Gun juga meyakini, kedua tokoh tersebut mampu membangun semangat komunitarianisme di masyarakat yang merupakan ciri khas Indonesia.
Dalam survei yang dirilis Lembaga Penelitian Bertanggungjawab (LPB) disebutkan Jokowi dan JK menempati posisi pertama dan kedua dengan skor masing-masing 85 serta 81. Survei itu diungkapkan Direktur LPB Tjipta Lesmana di pers room DPR pada Rabu (6/11).
Penelitian itu terkait dengan kualitas komunikasi politik yang dibangun beberapa bakal calon presiden yang berkembang di masyarakat.
Varibel atau parameter komunikasi politik dalam survei itu seperti konteks komunikasi yang digunakan, penampilan, pesan yang disampaikan, bahasa nonverbal, kualitas suara, dan rasa humor yang dimiliki.
Masing-masing variabel memiliki poin berbeda-beda, yaitu konteks komunikasi (35 poin), pesan 25 poin, komunikasi nonverbal dan penampilan 15 poin, kualitas suara 5 poin, dan humor 5 poin.
Selanjutnya urutan dalam survei itu disebutkan di posisi ketiga Prabowo Subianto 78 poin, Anies Baswedan 75 poin, Surya Paloh 73 poin, dan Gita Wirjawan 70 poin.
Lalu di urutan ke tujuh ada Aburizal Bakrie 68 poin, Wiranto 67 poin, Dahlan Iskan 65 poin, Megawati Soekarnoputri 63 poin, dan Pramono Edhie Wibowo 63 poin. Penelitian itu dilaksanakan pada 1 September hingga 25 Oktober 2013.