REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Lima jamaah haji dari DIY sekembalinya ke DIY sempat dinyatakan suspek MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus). Mereka sempat dirawat di RSUP Dr Sardjito (dua orang), RSUD Morangan-Sleman (satu orang), RSUD Panembahan Senopati-Bantul (satu orang), dan RS Bethesda Yogya (satu orang).
''Dari hasil Pemeriksaan Laboratorium di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Jakarta sudah dinyatakan negatif,'' kata Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan DIY Daryanto Chadorie.
Dari lima orang tersebut, ada satu orang yang meninggal Rabu pekan lalu, yakni yang dirawat di RS Bethesda tetapi karena penyakit penyerta. Sebetulnya kalau ada kasus MERS-CoV ringan Puskesmas bisa menanganinya, tetapi kalau sudah kategori berat harus dirujuk di rumah sakit.
Saat ini, rumah sakit di DIY yang ditunjuk oleh Kemenkes sebagai rumah sakit rujukan untuk MERS-CoV adalah RSUP Dr Sardjito dan RSUD Panembahan Senopati Bantul. Meskipun jamaah haji dari DIY sudah pulang semua, Dinas Kesehatan DIY dan jajarannya tetap waspada terhadap MERS-CoV.
''Untuk mencegah supaya jangan sampai MERS-CoV masuk ke DIY dengan melakukan pemeriksaan di bandara bagi penumpang pesawat yang baru pulang dari negara yang sudah ada kasus MERS-CoV dan suhu tubuhnya tinggi (38 derajat Celcius) ke atas,''ujarnya. ,
Sementara itu DirJen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes, Prof Tjandra Yoga Aditama, mengatakan seseorang yang dinyatakan "suspek" sama sekali belum tentu berarti sakit. Sebagian besar "suspek" flu burung, atau "suspek" MERS CoV dan lain-lain itu akhirnya hasil laboratoriumnya negatif.
Istilah "suspek" dibuat untuk ke hati-hatian petugas kesehatan dan bentuk skrining untuk deteksi lebih lanjut, kata dia. Semua orang yang batuk, demam, ada pneumonia dan pulang dari jazirah Arab maka bisa saja dikategorikan sebagai "suspek" MERS CoV. Mereka lalu diperiksa secara teliti di laboratorium, khususnya dengan PCR.
''Kalau hasilnya negatif, artinya pasien itu menderita pneumonia bakterial. Hanya saja kebetulan baru pulang dari Arab Saudi dan karena itu di sebut "suspek" MERS CoV,''ungkap dia.