Jumat 08 Nov 2013 21:30 WIB

Qantas Tutup Fasilitas Pemeliharaan, 300 Pekerjaan Terancam

Red:
Qantas Airlines
Qantas Airlines

MELBOURNE -- Perusahaan penerbangan Australia Qantas berencana untuk menutup fasilitas pemeliharaan pesawat jenis Boeing 747. Secara bertahap, Qantas akan pensiunkan pesawat-pesawat lama ini.  Sekitar 300 orang yang telah memiliki keahlian khusus terancam kehilangan pekerjaannya. 

Qantas mengumumkan penutupan fasilitas pemeliharaan pesawat di Avalon, Geelong, daerah yang berada sekitar satu jam dari kota Melbourne.

Fasilitas ini digunakan untuk memelihara pesawat lama jenis Boeing 747. Penutupan fasilitas akan menyebabkan 300 karyawannya terancam kehilangan pekerjaannya.

"Secara bertahap kami akan mempensiunkan pesawat jenis 747, yang berarti tidak ada lagi pekerjaan yang cukup untuk menjaga produktivitas disana," jelas Lyell Strambi, CEO Qantas.

"Selama empat tahun kedepan akan ada 22 bulan dimana tidak ada pemeliharaan yang dijadwalkan di Avalon untuk pesawat Boeing 747. Selama kurun waktu ini tidak akan ada pesawat di hangar untuk dikerjakan," tambah Strambi.

Fasilitas ini akan ditutup pada akhir Maret tahun depan.

Pihak Qantas mengatakan 53 pegawai Qantas dan 246 pegawai kontrak akan terkena dampaknya.

Fakta mengenai Avalon

  • Menjadi basis pemeliharaan pesawat jenis Boeing 747
  • Mulai beroperasi pada 13 Mei 1998
  • Jumlah pekerja mencapai 900 orang
  • Ada tiga hangar yang digunakan oleh Qantas untuk pesawat Boeing 747

Kekhawatiran pekerja soal lapangan pekerjaan

Ben Davis dari Serikat Pekerja Australian Workers Union mengatakan bahwa sejumlah staff di Avalon kecewa.

"Kami mulai menerima telepon sesaat setelah manajemen mengirimkan pesan pendek untuk mengadakan rapat pagi ini," ujarnya.

"Mereka bekerja dengan keahlian yang sangat khusus. Mereka akan kesulitan untuk menemukan pekerjaan lain di bidangnya di Australia."

Sebelumnya, Steve Purvinas dari Asosiasi Teknisi Pesawat Bersertifikat mengatakan telah ada pembicaraan dengan Qantas selama delapan bulan.

Ia berharap kalau sebagian dari pekerja bisa direlokasi ke pusat pemerintahan di Brisbane.

"Tetapi ternyata tidak bisa ditampung disana. Sudah ada sekitar 500 orang, jadi pekerjaan akan dilakukan offshore," ujarnya.

"Kita tahu kalau Qantas menggunakan fasilitas di negara lain, seperti Singapura, Hong Kong, dan Filipina."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement