Selasa 19 Nov 2013 22:15 WIB

SBY Tunggu Langkah Positif Australia Soal Penyadapan

Jubir Kepresidenan Julian Aldrin Pasha
Foto: Antara/Pandu Dewantara
Jubir Kepresidenan Julian Aldrin Pasha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menunggu langkah positif Australia untuk menyelesaikan masalah isu penyadapan. Guna menyelamatkan hubungan baik yang terjalin antarkedua negara.

"Presiden masih menunggu langkah-langkah lebih lanjut, karena melalui Menlu telah diminta untuk meminta penjelasan resmi dari mereka, dan ini yang kita tunggu," katanya di Jakarta, Selasa (19/11).

Julian menambahkan Istana tetap melihat perkembangan. Menurutnya, hari ini belum final dari sikap Pemerintah Australia dan diharapkan ada perkembangan positif untuk penyelamatan lebih lanjut hubungan Indonesia-Australia.

Menurut Julian, SBY menyayangkan sikap dan pernyataan Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang tidak meminta maaf dan seolah meremehkan masalah ini dengan tidak memberikan klarifikasi yang jelas terkait hal itu.

"Bapak presiden juga mengikuti perkembangan terakhir dimana kami mendengar bahwa tidak ada pernyataan maaf atau klarifikasi dari mereka. Tentu hal ini juga patut disayangkan, presiden menyayangkan atas sikap dari PM Australia yang tidak meminta maaf atau memberi klarifikasi yang jelas mengenai hal ini," papar Julian.

Disampaikan Julian, Pemerintah Australia telah menempatkan taruhan yang sangat besar terkait masa depan hubungan kedua negara dalam menyikapi hal itu. Untuk itu, ia berharap, Pemerintah Australia dapat segera memberikan klarifiskasi dan menyelesaiakan masalah ini.

"Mudah-mudahan dalam satu dua hari ke depan akan menjadikan isu ini lebih baik dengan cara-cara yang bisa kita terima. Atau setidaknya apa yang kita inginkan masyarakat luas juga menerima penjelasan atau keterangan dari mereka," kata Julian.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement