CANBERRA -- Hacker yang mengaku anggota kelompok Anonymous Indonesia menyatakan bertanggung jawab atas serangan cyber terhadap website Kepolisian Federal Australia (AFP), dan website Bank Sentral Australia (RBA). ABC mencoba mengakses website AFP, www.afp.gov.au, Kamis (21/11) Pukul 12:00 siang waktu Melbourne, namun tidak bisa terbuka. Tapi website RBA di www.rba.gov.au tampaknya tidak mengalami masalah.
Baik AFP maupun RBA menyatakan website mereka memang mengalami serangan Rabu (20/11) malam, namun mereka menjamin tidak ada informasi sensitif yang berhasil diperoleh oleh para hacker.
Serangan cyber ini terjadi di tengah memburuknya hubungan diplomatik menyusul terungkapnya aksi penyadapan yang dilakukan Australia terhadap pejabat-pejabat Indonesia.
Menurut Ketua Komosioner AFP Tony Negus, pihaknya segera menyelidiki serangan tersebut. "Kami mengalami serangan pada website open source. Ada upaya menyerang website ini tadi pagi tapi kami sudah tangani," katanya.
Ia menambahkan, "Saya tidak tahu siapa pelakunya tapi kami pasti selidiki".
Jurubicara AFP kepada ABC sebelumnya menyatakan, pihak kepolisian menanggapi serius setiap serangan hacker. "Semua informasi di website AFP sepenuhnya terbuka. Tidak ada informasi sensitif," demikian dikatakan pihak kepolisian.
Bank Sentral Australia juga membenarkan websitenya mengalami serangan Kamis (21/11/2013) sekitar pukul 2 pagi waktu Australia. "Mungkin website kami akan lambat bagi beberapa pengguna," kata jurubicara RBA.
Ia memastikan perangkat proteksi website mereka diaktifkan dan sistem perbankan tetap aman.