REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anda sepertinya trauma terhadap Islam? Ketika pertanyaan itu dilontarkan wartawan Republika, Stevy Maradona lewat sambungan telepon rahasia (private number), Kamis (21/11) petang, politikus asal Belanda, Geert Wilders, menjawab tegas.
"Tidak. Saya tidak trauma terhadap Islam. Saya tidak ada masalah psikologis dengan Islam," katanya sembari tertawa. "Anda tidak menganggap saya gila kan berbicara seperti ini?"
Wilders memandang dirinya sebagai patriot, seorang nasionalis, ketimbang ultranasionalis. "Kebencian saya terhadap Islam bukan semata-mata ultranasionalis atau apa pun," tuturnya.
Saya, kata Wilders, punya argumen untuk membenci Islam. "Dan saya punya hak untuk menyatakan argumen saya itu. Sebagian argumen itu saya tuangkan di dalam buku saya 'Marked for Death: Islam's War Against the West and Me' yang terbit tahun lalu," imbuh pria kelahiran 6 September 1963 itu.