REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak mudah hidup sebagai Geert Wilders. Pernyataan itu dilontarkan politikus asal Belanda tersebut saat berbincang dengan wartawan Republika, Stevy Maradona lewat sambungan telepon rahasia (private number), Kamis (21/11) petang.
"Saya beri tahu Anda, keluarga saya harus di dalam pengawasan aparat keamanan 24 jam. Kami tinggal di barak. Kelompok Islam radikal mengancam saya. Ini harga yang sangat mahal yang harus saya tebus, karena saya menegaskan saya membenci Islam," tutur Wilders.
"Bukan Muslimnya, tapi ideologinya."
Selama sepuluh tahun, Wilders dan keluarganya mengaku menjalani hidup dalam pengawasan aparat keamanan selama sehari penuh.
"Saya rasa, saya satu-satunya politisi di Eropa yang 'dibeginikan'. Sebaliknya, saya rasa kalau dulu saya membenci ideologi Kristen saya tidak akan mendapat ancaman seperti ini," imbuhnya.