REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus asal Belanda, Geert Wilders menceritakan awal mula mengapa ia sangat membenci Islam.
"Saat remaja saya pernah tinggal beberapa bulan di Israel. Setelah itu saya terjun ke dunia politik. Saya masuk ke Partai Liberal," cerita Wilders kepada wartawan Republika, Stevy Maradona lewat sambungan telepon rahasia (private number), Kamis (21/11) petang.
"Sebelum akhirnya saya memutuskan untuk membuat partai sendiri. Saya mengunjungi organisasi pers, organisasi Muslim, dan organisasi perempuan di negara-negara Islam."
Di Iran, Wilders mencontohkan, Pemerintah Negeri Para Mullah itu menutup surat kabar hanya karena surat kabar itu berbeda pendapat dengan penguasa.
"Padahal, menurut saya, Muslim itu sebagai anggota masyarakat punya banyak sekali potensi, tapi Islam mengekang potensi itu," tutur pendiri Partij voor de Vrijheid ini.
Pria kelahiran 6 September 1963 itu melanjutkan, "Sekali lagi saya katakan saya tidak punya masalah dengan pemeluk Islam ya. Saya hanya membenci ideologi mereka."