REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Muslim Paris dikejutkan dengan grafiti bernada Islamofobia di dinding Masjid Agung Paris, Prancis. Ini merupakan insiden pertama, yang selanjutnya menyebabkan kepanikan di ibukota.
"Kami sangat menyesalkan rasisme dan diskriminasi yang diperlihatkan terhadap Masjid Paris," kata Dalil Baobakeur, Presiden Masjid Paris, seperti dilansir upi, Jumat (22/11).
Kepolisian Paris yang menangani kasus tersebut belum mengetahui identitas pelaku. Menurut hukum Perancis, serangan rasial dan penodaan terhadap agama akan dikenakan hukuman satu tahun dan denda 60 ribu euro.
Wali Kota Paris, Bertrand Delanoe menilai apa yang dilakukan pelaku mengkhianati persatuan. "Saya dapat yakinkan komunitas Muslim atas dukungan saya untuk mengusut siapa pelaku dan menjaga Paris dari hal seperti itu," kata dia.
Sejak lama, Masjid Agung Paris menjadi ikon toleransi beragama di Prancis. Di sini, seluruh umat beragama, termasuk pejabat Perancis berkumpul dan berikrar mengutuk serangan Islamofobia.
Pada Oktober 2013 , sebuah jajak pendapat yang digelar Iftop mencatat hampir setengah dari Prancis melihat Muslim sebagai ancaman terhadap identitas nasional mereka . Jajak pendapat juga mencatat sebagian besar masyarakat Perancis melihat Islam memainkan peran terlalu berpengaruh.
Pada Januari lalu, jajak pendapat lain oleh Ipsos dan Yayasan Jean - Jaures menemukan bahwa Prancis mulai khawatir dengan imigran , politisi , globalisasi dan media , dengan 74 persen diantara responden mengatakan percaya bahwa Islam tidak kompatibel dengan masyarakat Peancis .