Jumat 22 Nov 2013 19:30 WIB

Efektif, Lestarikan Bahasa Daerah Lewat Film

Seorang perempuan membaca salah satu buku sastra daerah dalam Kongres Internasional II Bahasa-bahasa Daerah Sulawesi Selatan di Makassar (ilustrasi).
Foto: Antara/Dewi Fajrian
Seorang perempuan membaca salah satu buku sastra daerah dalam Kongres Internasional II Bahasa-bahasa Daerah Sulawesi Selatan di Makassar (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Film daerah memiliki arti penting sebagai dokumentasi bagi perkembangan dan pelestarian bahasa daerah, kata pakar Perfilman Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Hadi Artono pada diskusi film bertema "Apresiasi Festival Film Daerah" di Kampus Unpad Jatinangor Kabupaten Sumedang.

"Sebaiknya setiap film daerah tetap menggunakan bahasa daerahnya masing-masing. Film Batak tetap menggunakan Bahasa Batak, film Bali menggunakan Bahasa Bali, film Sunda menggunakan Bahasa Sunda. Biar berkembang etnik-etnik itu," kata Hadi di Bandung, Jumat (23/11).

Ia menyebutkan Indonesia terdiri dari sekumpulan etnik yang mendukung budaya nasional, dimana setiap enik memiliki cirinya masing-masing. "Itu merupakan kekayaan yang kita miliki, perlu dikembangkan dan didukung oleh semua pemangku kepentingan. Film daerah punya potensi untuk perkembangan dan pelestarian bahasa daerah," katanya.

Hadi menjelaskan dalam membuat video, dibutuhkan adanya penggabungan antara teknologi dan artistik. Ketika digabung, maka harus ada pesan yang disampaikan. "Ketika membuat film, teknologi yang canggih saja tidak cukup, begitu juga sebaliknya," katanya.

Ia menyebutkan, dalam membuat film, ada lima hal yang harus diprioritaskan. Pertama, adalah kru yang hebat, yang mengerti bagaimana cara membuat film yang baik, kemudian perhitungan biaya, skenario, SOP dan distribusi. "Banyak pemula yang mengesampingkan urusan biaya ini. Padahal, hal ini harus diprioritaskan, juga kurang fokus distribusi padahal itu penting," kata Hadi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement