REPUBLIKA.CO.ID, NGANJUK -- Anggota Samapta Bhayangkara (Sabhara) Polres Nganjuk, Jawa Timur (Jatim) Briptu Bambang Setiawan yang ditemukan tewas karena diduga bunuh diri ternyata memiliki sejumlah masalah pribadi.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono mengatakan, pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan saksi-saksi, termasuk seluruh anggota polres yang bertugas selama kejadian tragis tersebut. Pihaknya juga telah meminta keterangan dari istri Bambang.
“Dari pemeriksaan saksi-saksi itu muncul tiga fakta,” katanya kepada Republika, Selasa (26/11).
Fakta pertama, Bambang bermasalah dengan tetangga rumahnya di Tanjunganom, Nganjuk. Mereka adalah pasangan suami istri Siti Rodiah (35) dan Didik Purwanto.
Ini bermula saat Siti kehilangan dompet yang diletakkan di etalase tokonya pada 10 November lalu. Padahal di dompet itu terdapat kartu tanda penduduk (KTP), uang tunai Rp 650.000, dan dua kartu anjungan tunai mandiri (ATM). Karena dompet tersebut tidak kunjung ditemukan, Siti melaporkan perkara tersebut ke Polres Nganjuk pada Kamis (22/11).
“Kemudian pada Sabtu (23/11), almarhum (Bambang) mengembalikan dompet, dengan dua ATM dan uang Rp 650 ribu. Almarhum mengaku menemukan dompet itu di jalan,” ujarnya.
Fakta kedua, Bambang ternyata memiliki masalah keluarga yaitu kenaikan pangkat jabatannya yang tertunda hingga dua kali. Fakta ketiga, kata Awi, ada kaitannya dengan kehidupan Bambang yang tidak puas dengan kehidupannya.Bambang merasa saudaranya lebih beruntung dibandingkan dirinya.
“Kebetulan saudara Bambang berprofesi sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD),” tuturnya.